Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - TNI Angkatan Darat bersama sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, melaksanakan Inpeksi Mendadak ke Pasar Induk/Kemakmuran Kotabaru, untuk mengantisipasi peredaran beras sintetis.


Komandan Kodim 1004 Kotabaru Letnan Kolonel Inf Khabib Mahfud di Kotabaru, Jumat mengatakan, sedikitnya 15 distributor dan agen beras di Pasar Kemakmuran didatangi oleh tim Sidak dan tidak ditemukan adanya beras sintetis.

"Dengan sidak ini setidaknya memberikan shock terapi apabila ada oknum yang berniat untuk mengedarkan beras sintetis, sehingga tidak dilakukannya," ujar Dandim.

Selain tidak menemukan beras sintetis, sidak yang dilakukan antara Kodim 1004 Kotabaru, Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kotabaru serta yang lainnya juga tidak menemukan beras yang tidak layak konsumsi.

"Apabila tim menemukan ada satu atau dua kutu di dalam beras itu mungkin masih dianggap wajar, dan itu sebagai bukti bahwa beras masih asli tanpa ada bahan pengawet atau pemutih," terang dia.

Khabib mengakui harga beras di pasaran di Kotabaru masih tergolong stabil, meski di daerah lain belum lama ini terjadi kenaikan harga beras.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kotabaru Mahyudiansyah, didamipingi Kabid Perdagangan Ahmad Kusairin mengatakan, harga beras di pasar-pasar Kotabaru reatif stabil.

"Meski sebagian beras yang dikonsumsi masyarakat Kotabaru didatangkan dari luar daerah, seperti Sulawesi, Surabaya dan daerah lainnya, namun harga beras relatif stabil," terangnya.

Beras jenis unus, mutiara, mayang, seharga Rp17.750 per kg, semar biru Rp12.500 per kg, karang dukuh, siam hanyar Rp13.550 per kg, Sulawesi rp12.900 per kg, dan banjar Ganal R p13.000 per kg.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan mengharapkan pihak penyidik dari Kepolisian Indonesia menyelesaikan kasus peredaran beras sintetik, setelah uji laboratorium dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selesai dilakukan.

"Meminta kepada pihak penyidik untuk menelusuri dari hulu hingga hilir untuk memastikan motif, apakah sekedar mencari untung atau tindakan kriminal dengan motif tertentu untuk merugikan pemerintah," kata Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Kepala BPOM, Roy Sparingga menyatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan sample dari Polres Bekasi pada 19 Mei 2015 malam. Sample tersebut merupakan sample penyidikan dari pihak kepolisian.

"Kami mendapatkan informasi, tidak ada laporan di negara manapun pada saat ini. Namun tentunya ini akan menjadi perhatian dari WHO," kata Roy.

Beberapa waktu lalu Kepolisian Sektor Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, menutup sebuah kios penjualan beras yang diduga dibuat berbahan baku sintetis, di Pasar Mutiara Gading, Kecamatan Mustikajaya.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015