Banjarmasin, 20/5 (Antara) - Sekretaris komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan Ibnu Sina mengingatkan, rencana pembangunan Jembatan Selat Pulaulaut harus mengutamakan keselamatan.


 "Terlepas polemik yang terjadi di masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel, terhadap rencana lokasi  pembangunan jembatan tersebut, yang terpenting harus mengutamakan keselamatan dari segala aspek," ujarnya di Banjarmasin, Rabu. 

 Sebagai contoh dari aspek keselamatan pelayaran atau lalu lintas angkutan laut, aspek keselamatan bangunan jembatan itu sendiri, dan aspek lainnya, lanjut anggota DPRD Kalsel tiga periode tersebut.. 

 Begitu pula faktor lain, tutut politisi Partai Keadilan Sejahtra (PKS) itu, juga hendaknya menjadi perhatian, seperti masalah anggaran agar pembangunan jembatan yang menghubungkan daratan Pulau Kalimantan - Pulau Laut, tempat ibu kota Kabupaten Kotabaru tersebut terwujud. 

 Terkait masalahan keselamatan, menurut dia, hal itu merupakan kewenangan tim independen/komisi yang khusus menilai terhadap jembatan panjang tersebut dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 

 Sebagai misal, kalau tim independen menilai posisi/letak jembatan yang mau dibangun berisiko terhadap keselamatan, maka dipindah atau dicarikan alterntif lain yang lebih aman, dalam kaitan keselamatan dari berbagai aspek, demikian Ibnu Sina.

 Sementara itu, sejumlah tokoh masyarakat, politisi dan pengusaha di Tanbu mengusulkan perubahan titik rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Pulau Laut dengan daratan Pulau Kalimantan tersebut.

 Usul tersebut sebagaimana penuturan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tanbu H Hasudungan dalam jumpa pers di Banjarmasin, Selasa.

 Mereka mengusulkan agar titik pembangunan jembatan yang berada wilayah Tanbu diubah dari rencana semula di Tanah Merah ke Kersik Putih, yang sama-sama berada di kawasan Batulicin (ibu kota kabupaten tersebut).

 Pasalnya, titik pembangunan jembatan tersebut di Kersik Putih lebih unggul dari titik-titik lain dalam persfektif pembangunan di Tanbu yang baru berdiri sendiri atau pemekaran dari Kabupaten Kotabaru, Kalsel April 2003..

 Keunggulan-keungulan itu antara lain, kondisi laut atau Selat Pulau Laut cukup aman dari pergerakan pelayaran, dengan demikian keselamatan pelayaran lebih terjamin.

 Selain itu, Kersik Putih merupakan daerah tidak padat penduduk, dengan demikian pembebasan lahan jauh lebih mudah dan efesien.

"Apalagi ada warga (H Amir) yang bersedia menghibahkan tanahnya guna pembangunan jembatan tersebut," tambah anggota Fraksi Amanat Demokrat DPRD Tanbu Fawahisah Mahabatan SE, SH.

Kemudian anggota DPRD Tanbu dari Partai Golkar Andi Tanrang Alaydrus mengatakan, dengan titik pembangunan jembatan di Kersik Putih, bentangnya akan lebih pendek.

 "Dengan pendeknya bentang jembatan tersebut, berarti  pembiayaan bisa dihemat, dan dari penghematan itu dapat untuk pembangunan infrastruktur lain," ujarnya dalam jumpa pers yang juga hadir Ketua Forum Komunikasi Pariwisata Tanbu Yandi. 

 Pembangunan jembatan antara Pulau Luat, tempat ibu kota Kabupaten Kotabaru itu rencana panjang bentang sekitar 6.500 meter dengan titik Tanjung Serdang - Tanah Merah, Batulicin, akan memerlukan biaya sekitar Rp3,6 triliun.

 Tapi dengan usul sejumlah tokoh masyarakat, politiisi dan pengusaha Tanbu tersebut, panjang jembatan itu nantinya lebih pendek sekitar dua kilometer, yang berarti pula bisa penghematan dalam pembiayaan.    

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015