Kepala Dinas Pertanian Tapin Wagimin di Rantau, Jum’at, mengungkapkan permintaan hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah mengalami penurunan sejak masa pandemi COVID-19.
“Ketersedian hewan kurban khususnya sapi di Tapin cukup banyak, dua tahun di masa pandemi ini grafiknya turun untuk permintaan hewan kurban. Pada 2019 lalu permintaan ada sekitar 680 ekor, 2020 ada 490 ekor dan sekarang 2021 sekitar 462 ekor,” jelasnya.
Selain masyarakat, daya beli perusahaan pun untuk hewan kurban juga ikut menurun. Biasanya perusahan seperti batu bara sawit dan lainya biasanya membeli hewan kurban untuk dibagikan kepada masyarakat di moment hari besar Islam itu.
“Harga hewan kurban sapi di Tapin saat ini berkisar dari Rp13 juta hingga Rp18 juta per ekornya, untuk ketersedian sapi kita banyak," jelasnya.
Seorang pengusaha sapi di Kabupaten Tapin Fadhil (25) mengungkapkan bahwa memang terjadi penurunan di masa pandemi COVID-19.
“2019 lalu masih rami, sejak 2020 ke 2021 permintaan mulai berkurang hingga mencapai sekitar 50 persen,” ujarnya.
Sebulan sebelum Idul Adha, 20 Juli mendatang. Dinas Pertanian Tapin sudah melakukan pemantauan dan pendampingan kesehatan hewan kurban agar layak dikonsumsi.
Ada 28 orang para medis hewan ternak yang diturunkan ke kandang sapi di 12 kecamatan di Tapin demi memastikan hewan kurban sehat.
Setelah itu dari hari pertama sampai hari ke tiga para medis nantinya kembali diterjunkan ke tempat penyembelihan untuk memastikan lagi kesehatan hewan hewan kurban tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021