Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpustarda) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, terus menjalankan program gerakan membaca untuk meningkatkan minat baca masyarakat di daerah.

Kepala Kantor Perpustarda Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Rusmanuddin, di Amuntai, Sabtu, mengatakan, saat ini minat membaca masyarakat HSU masih sangat minim, bukan hanya warga desa tetapi juga kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Bahkan minat membaca di kalangan PNS pun ternyata juga masih minim. Perlaku tersebut dilihat dari kunjungan dan peminjaman buku bacaan di perpustakaan daerah," katanya.

Berdasarkan data Perpustarda HSU 2014 dari sebanyak 8.715 buku, peminjam buku di perpustakaan daerah, tercatat hanya sebanyak 188 orang pegawai negeri sipil (PNS), sedang jumlah anggota TNI/Polri yang meminjam lebih sedikit lagi hanya 23 orang.

"Jumlah terbanyak peminjam buku perpustakaan daerah yakni mahasiswa, pelajar, guru dan dosen," katanya.

Dalam mendukung upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan minat baca tersebut, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan setiap dua desa akan memiliki satu perpustakaan desa (Perpusdes).

Sebelumnya, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Selatan HM Hawari dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Bidang Perpustakaan dan Kearsipan se Kalsel di Kota Amuntai, beberapa waktu lalu, mengatakan, Perpusdes yang dikembangkan di 13 kabupaten/kota berjumlah 728 buah, pada 2015 direncanakan bertambah 88 buah.

"Kita akan berupaya meningkatkan minat baca masyarakat antara lain dengan program setiap satu Perpusdes bisa melayani dua desa," katanya.

"Kami menargetkan seribu perpustakaan desa, dan sampai saat ini masih tersisa 184 perpustakaan yang harus dibangun," katanya.

Hawari berharap perkembangan perpustakaan desa akan mampu menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai rujukan untuk mengembangkan wawasannya dan hingga minat baca juga akan semakin meningkat.

Hasil evaluasi dari 3.854.485 jiwa penduduk Kalimantan Selatan (Kalsel) yang potensial menjadi pemustaka sebanyak 963.622 atau sekitar 25 persen.

Namun seiring upaya pengembangan jumlah perpusdes, harus diimbangi dengan peningkatan tenaga pustakawan atau pengelola perpustakaan dari segi kuantitas dan kualitasnya.

"Berdasarkan data 2014 Badan Perpustardaprov Kalsel hanya ada sebanyak 106 tenaga pustakawan profesional," katanya.

Tenaga pustakawan ini, Kata Hawari, tersebar di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah provinsi, kabupaten/kota, perpustakaan sekolah, perguruan tinggi dan instansi.

Ia menyayangkan, masih kurang tersedia formasi tenaga pustakawan pada setiap rekrutmen pegawai negeri sipil.

"Tidak ada formasi yang tersedia untuk pengangkatan pustakawan baru," ungkapnya.

Sedangkan tenaga pustakawan yang ada saat ini, tambah dia, terus berkurang karena pensiun dan meninggal, sehingga diperkirakan lima tahun ke depan jumlahnya hanya separuhnya.

Mengatasi persoalan ini, Hawari mengatakan Badan Perpustardaprov Kalsel, terus berupaya mengusulkan formasi pengangkatan pustakawan baru dan menaikkan tunjangan jabatan pustakawan agar lebih banyak lagi masyarakat yang tertarik masuk dalam jabatan pustakawan.

"Kita juga mendorong staf perpustakaan yang ada untuk ikut diklat CPTA sebagai syarat untuk pengangkatan pustakawan baru," imbuhnya.

Hawari menuturkan, sejak 2009 sudah sebanyak 779.500 eksemplar buku disalurkan kepada semua jenis perpustakaan di Kalsel, baik melalui dana APBD Provinsi maupun APBD kabupaten.

Guna mendorong peningkatan perpustakaan dan minat baca digelar berbagai lomba berjenjang hingga ke tingkat nasional, seperti lomba bercerita, lomba perpustakaan desa/kelurahan, lomba perpustakaan sekolah dan pemilihan pustakawan berprestasi.

"Kita juga menggelar Kalsel Book Fair setiap tahun dan mendukung kegiatan serupa yang dilaksanakan berbagai kalangan guna mendorong minat baca," tuturnya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015