Amuntai, Kalsel, (Antaranews Kalsel) - Peternak itik di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, meminta pemerintah daerah setempat membangun posko pengawasan penyakit di daerah perbatasan.


"Karena sampai saat ini peternak masih resah, dan khawatir akan terjadinya penyebaran penyakit unggas," kata seorang peternak itik di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah H Syukran, Selasa.

Dengan Posko tersebut petugas akan melakukan pengawasan yang ketat terhadap ternak luar yang akan masuk ke Hulu Sungai Utara terbebas dari penyakit yang bisa menular.

Dia menuturkan, peternak itik di daerahnya masih was-was karena wabah penyakit flu burung kemunginan bisa terulang lagi dalam beberapa tahun kedepan.

"Akibat wabah flu burung peternak merugi hingga ratusan juta," ujar Sukran, dalam rilisnya.

Kekhawatiran Sukran cukup beralasan karena di Desa Sungai Malang termasuk sentra pengembangan agribinis ternak itik yang sebagian besar dipasok hingga ke berbagai daerah di Kalimantan.

Peternak berharap pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan dan Peternakan bisa mengantisipasi masuknya wabah penyakit ternak dengan mendirikan pos pemeriksaan/penyemprotan ternak unggas di perbatasan dan di pasar-pasar unggas.

Selama ini, antisipasi yang dilakukan peternak hanya berupa penyemprotan kandang yang dilakukan secara rutin dan berkala dengan bantuan racun Disinfektan dari Dinas Perikanan dan Peternakan.

"Lebih bagus lagi jika antisipasi dilakukan pemerintah sejak awal masuknya unggas yang dibawa pedagang dari daerah lain, termasuk mengantisipasi agar penyakit dari daerah kita tidak menyebar ke daerah lain," kata Sukran.

Sukran mengaku selama ini tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah daerah jika terjadi wabah penyakit ternak yang mengakibatkan ribuan ternak itik mati.

Bantuan dari Dinas Perikanan dan Peternakan, katanya hanya berupa obat disinfektan dan alat semprot yang dibagi-bagikan kepada kelompok ternak.

"Selama ini kami belum pernah mendapat bantuan terkait matinya ternak itik milik kami akibat wabah flu burung," kata Sukran.

Kepala Bidang Penyakit Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan Hulu Sungai Utara drh Putu Susila menjelaskan berdasarkan kebijakan sektor peternakan tidak ada pos pemeriksaan hewan antar kabupaten.

Diberbagai daerah di Indonesia katanya pos-pos pemeriksaan hewan ini skalanya masih antar provinsi.

"Namun untuk efektivitas pencegahan penyebaran penyakit ternak memang perlu dibangun antar kabupaten, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang memang dijadikan pelaksanaan dua program nasional yakni sentra pembibitan Itik Alabio dan Pengembangan Kerbau Rawa," kata Putu.

Apalagi, katanya kedua jenis ternak ini merupakan hewan plasma nuftah yang menjadi khas daerah dan potensi unggulan daerah untuk dilindungi.

  "Kalau anggaran dan ketersediaan obat disinfektan tidak masalah, namun kita masih kekurangan petugas untuk pos pemeriksaan," terangnya.   

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015