Seniman asal Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan Hendra Royadi mendapatkan penghargaan dari Kesultanan Banjar berupa penyematan gelar kehormatan Astraprana.
Penganugerahan gelar diberikan langsung Sultan Banjar Khairul Saleh pada Milad Ke-516 Kesultanan Banjar di Hotel Rattan In Banjarmasin belum lama ini.
"Meski kami berkesenian bukan bertujuan meraih gelar atau penghargaan, namun saya mengucapkan terima kasih kepada Sultan Banjar atas penghargaan yang diberikan," ujar Hendra Royadi di Amuntai, Sabtu (19/6).
Hendra mengatakan, para pegiat seni dan budaya serta seluruh masyarakat akan terus bekerja dan berupaya memelihara serta menjaga agar Adat Budaya Banjar jangan sampai hilang ditelan zaman
Ia menyampaikan, berdasarkan keterangan dari pihak Kesultanan Banjar, gelar kehormatan Astraprana diberikan kepadanya atas kiprah terbaik dalam berkarya seni dan turut menjaga adat tradisi serta budaya di Kalimantan Selatan.
Selain itu, kata Hemdra, kiprah yang dilakukannya dalam berkesenian juga dinilai mendapat pengakuan dan menginspirasi banyak orang.
Melalui pemberian penghargaan berupa gelar kehormatan Saptaprana ini pihak Kesultanan Banjar berharap dapat memotivasi warga banua agar turut menjaga dan melestarikan budaya daerah.
Hendra menuturkan, dirinya mulai berkiprah dalam bidang seni budaya sejak bergabung dan mendirikan Sanggar AIR di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan sejak 21 tahun lalu
Sebagai pendiri , ia juga turut aktif dalam berbagai pertunjukan theater baik di dalam maupun luar daerah. Bahkan di saat kondisi Pandemi COVID-19, Sanggar AIR yang dipimpinnya tetap menggelar pertunjukan secara live maupun virtual, sehingga Sanggar AiR termasuk salah satu sanggar seni di Kalsel yang sangat aktif menggelar pertunjukan seni budaya.
"Latihan-latihan seperti tari, teater musik dan lainnya tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Hendra yang juga pernah menjadi Pemuda Pelopor Nasional 2005 dan penerima Anugerah Seni Gubernur Kalsel 2005.
Hendra mengatakan, Sanggar AIR HSU berdiri 14 februari 2000 dengan nama sebelumnya adalah Teater Air HSU yang tergabung dalam Komunitas Teater Tihang Mahligai Amuntai (KT2MA).
Teater AIR kemudian keluar dari KT2MA dan merubah namanya menjadi Sanggar AIR karena telah menambahkan bidang-bidang seni lain bidang tari,bidang musik (musik panting dan gamelan) bidang sastra dan bidang rupa.
Kemudian pada 14 february 2015 telah di akta notariskan menjadi YAYASAN SANGGAR AIR yang akan dikonsentrasikan untuk kemajuan kesenian di Kabupaten HSU dan Kalsel.
Selain dirinya, para pendiri Sanggar AIR diantaranya M.Firhansyah, Hidayatul Fikri, Ramadhani Ekbai, M.Hasmi Yudi, Hendra Royadi Saina, Ahmad Khairullah, R.Khairil Toni, Tirta Maulana Sentosa, Isnormiaty Ana Rahmiati, Norsidah, M.ikhwan Arif dan Mirza Arsyadi
Hendra menjelaskan maksud dan filosofi penamaan AIR dalam nama Sanggar yang dipimpinnya tersebut sebagai wujud keleluasan dalam berkarya dan berkesenian.
"Mensiasati tradisi masyarakat sebagai muatan karya, tidak memandang seni tradisi dan modern secara di kotomi sambil meniti alur jaman serta berupaya mengarifi perubahan makna estetika dan mengentalkan keintiman dengan wujud apapun dari karya seni itu seperi sifat air yang selalu mengisi," terang Hendra.
Berkat pengelolaan dan dukungan Pemerintah Daerah dan masyarakat HSU nama Sanggar AIR kemudian semakin besar dan dikenal luas baik di tingiat Kalimantan maupun Nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Penganugerahan gelar diberikan langsung Sultan Banjar Khairul Saleh pada Milad Ke-516 Kesultanan Banjar di Hotel Rattan In Banjarmasin belum lama ini.
"Meski kami berkesenian bukan bertujuan meraih gelar atau penghargaan, namun saya mengucapkan terima kasih kepada Sultan Banjar atas penghargaan yang diberikan," ujar Hendra Royadi di Amuntai, Sabtu (19/6).
Hendra mengatakan, para pegiat seni dan budaya serta seluruh masyarakat akan terus bekerja dan berupaya memelihara serta menjaga agar Adat Budaya Banjar jangan sampai hilang ditelan zaman
Ia menyampaikan, berdasarkan keterangan dari pihak Kesultanan Banjar, gelar kehormatan Astraprana diberikan kepadanya atas kiprah terbaik dalam berkarya seni dan turut menjaga adat tradisi serta budaya di Kalimantan Selatan.
Selain itu, kata Hemdra, kiprah yang dilakukannya dalam berkesenian juga dinilai mendapat pengakuan dan menginspirasi banyak orang.
Melalui pemberian penghargaan berupa gelar kehormatan Saptaprana ini pihak Kesultanan Banjar berharap dapat memotivasi warga banua agar turut menjaga dan melestarikan budaya daerah.
Hendra menuturkan, dirinya mulai berkiprah dalam bidang seni budaya sejak bergabung dan mendirikan Sanggar AIR di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan sejak 21 tahun lalu
Sebagai pendiri , ia juga turut aktif dalam berbagai pertunjukan theater baik di dalam maupun luar daerah. Bahkan di saat kondisi Pandemi COVID-19, Sanggar AIR yang dipimpinnya tetap menggelar pertunjukan secara live maupun virtual, sehingga Sanggar AiR termasuk salah satu sanggar seni di Kalsel yang sangat aktif menggelar pertunjukan seni budaya.
"Latihan-latihan seperti tari, teater musik dan lainnya tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Hendra yang juga pernah menjadi Pemuda Pelopor Nasional 2005 dan penerima Anugerah Seni Gubernur Kalsel 2005.
Hendra mengatakan, Sanggar AIR HSU berdiri 14 februari 2000 dengan nama sebelumnya adalah Teater Air HSU yang tergabung dalam Komunitas Teater Tihang Mahligai Amuntai (KT2MA).
Teater AIR kemudian keluar dari KT2MA dan merubah namanya menjadi Sanggar AIR karena telah menambahkan bidang-bidang seni lain bidang tari,bidang musik (musik panting dan gamelan) bidang sastra dan bidang rupa.
Kemudian pada 14 february 2015 telah di akta notariskan menjadi YAYASAN SANGGAR AIR yang akan dikonsentrasikan untuk kemajuan kesenian di Kabupaten HSU dan Kalsel.
Selain dirinya, para pendiri Sanggar AIR diantaranya M.Firhansyah, Hidayatul Fikri, Ramadhani Ekbai, M.Hasmi Yudi, Hendra Royadi Saina, Ahmad Khairullah, R.Khairil Toni, Tirta Maulana Sentosa, Isnormiaty Ana Rahmiati, Norsidah, M.ikhwan Arif dan Mirza Arsyadi
Hendra menjelaskan maksud dan filosofi penamaan AIR dalam nama Sanggar yang dipimpinnya tersebut sebagai wujud keleluasan dalam berkarya dan berkesenian.
"Mensiasati tradisi masyarakat sebagai muatan karya, tidak memandang seni tradisi dan modern secara di kotomi sambil meniti alur jaman serta berupaya mengarifi perubahan makna estetika dan mengentalkan keintiman dengan wujud apapun dari karya seni itu seperi sifat air yang selalu mengisi," terang Hendra.
Berkat pengelolaan dan dukungan Pemerintah Daerah dan masyarakat HSU nama Sanggar AIR kemudian semakin besar dan dikenal luas baik di tingiat Kalimantan maupun Nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021