Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kalimantan Selatan Hervita Liana mengatakan perempuan disabilitas harus berdaya guna mewujudkan kesetaraan di segala bidang kehidupan.

"Berdaya bukan hanya soal finansial saja tapi bisa melalui banyak cara dengan memiliki hak untuk melakukan apapun untuk berkarya," kata dia di Banjabaru, Selasa (15/6).

Dia mengatakan banyak perempuan disabilitas bernasib kurang beruntung. Ada yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari orang-orang di sekelilingnya, bahkan orang terdekatnya.

Di antara mereka, katanya, ada yang pada akhirnya berpikir bahwa diri mereka memang perempuan disabilitas biasa-biasa saja.

Namun pola pikir negatif itu, katanya, harus diubah untuk memulai menjadi perempuan disabilitas berdaya.

Vita menyampaikan banyak cara untuk berdaya ketika mengunjungi penghuni Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Budi Luhur milik Kementerian Sosial di Banjarbaru, di antaranya belajar agar sadar ilmu sehingga memiliki banyak pengetahuan.

"Boleh saja kalau tidak bekerja, boleh saja tidak memiliki posisi tinggi dalam pekerjaan, itu semua pilihan, tapi bukan berarti kita boleh menjadi bodoh," tuturnya.

Selain itu, katanya, bersosialisasi dengan banyak orang dari beragam latar belakang guna belajar melihat dunia dari berbagai sudut pandang, berdaya secara finansial agar bisa mandiri secara ekonomi, dan mendorong orang tua disabilitas agar menjadi panutan untuk anak mereka melalui sosok ibu yang tangguh dan mandiri.

"Ingin anak mandiri, jadilah ibu disabilitas yang mandiri. Ingin anak sukses, berikan contoh nyata tentang arti sebuah kesuksesan," katanya.

Terkait dengan kesetaraan, Vita mengakui banyak penyandang disabilitas sulit terserap dunia kerja. Untuk itulah, pemenuhan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas menjadi kunci mengatasi masalah itu.

"Kita sebagai warga negara Indonesia ingin dapat berbuat untuk bangsa seperti yang bukan disabilitas. Maka dari itu ajakan untuk mewujudkan kesetaraan harus terus kuat, semangat dan berdaya," katanya.

Berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Kalimantan Selatan 19.621 orang atau 0,60 persen dari total penduduk di "Bumi Lambung Mangkurat" itu.

Mereka yang tergabung dalam HWDI sudah lebih dari 100 orang tersebar di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021