Kaum Muslim di Kota Banjarmasin atau ibukota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melaksanakan shalat sunat gerhana bulan, usai shalat Maghrib, Rabu (26/5).

Imam sekaligus khatib shalat sunat pada Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin tersebut, Tuan Guru Haji Mardikansyah MAg menerangkan, shalat gerhana bulan mengikuti jejak Rasulullah Muhammad Saw yang pertama kali atau mulai tahun kelima hijriah.

"Shalat gerhana bulan, dan matahari yang dimulai tahun pertama hijriah untuk menangkal kepercayaan orang-orang menyembah matahari dan bulan ketika itu," ujar alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah - Ciputat Jakarta tersebut.
Suasana shalat Gerhana Bulan di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Rabu (26/5) sesudah shalat Maghrib. (Syamsuddin Hasan)

"Shalat gerhana matahari dan bulan itu membuktikan hanya Allah Yang Pencipta serta Maha Kuasa dan Maha Berkendak yang wajib disembah. Bukan matahari dan bulan yang juga ciptaan atau makhluk Allah juga, sama halnya dengan manusia," lanjut alumnus Universitas Madinah itu.

Pelaksanaan shalat gerhana itu walau cuma dua rakaat, tapi tiap rakaat dua kali ruku' dengan surat relatif panjang, serta pelaksanaan ruku' dan sujud juga agak lama dari shalat biasa.

"Kalau zaman Rasulullah Saw, surah pertaman Al Baqarah, kedua Al Imran dan surah-surah berikut hingga surah keempat. Tapi jika kita mengikuti Rasulullah, mungkin hanya tinggal iman sendirian," demikian Mardikansyah sambil bercanda.
Keadaan Gerhana Bulan di Banjarmasin sesudah shalat Isya Rabu (26/5), bulan cuma tampak seperdua. (Syamsuddin Hasan)

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021