Sawahlunto, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, melakukan konservasi terhadap situs peninggalan sejarah pengembangan agama Islam pada abad XVIII, seperti makam ulama, menjadi cagar budaya.


Kepala Seksi (Kasi) Peninggalan Sejarah Kantor Permuseuman dan Peninggalan Sejarah Sawahlunto, Rahmat Gino di Sawahlunto, Selasa, mengatakan, situs tersebut berupa makam sejumlah ulama penyebar agama Islam pada abad XVIII Masehi.

"Setidaknya ada empat makam tokoh ulama yang masuk dalam daftar cagar budaya kota ini, yakni Makam Syech Kolok di Sijantang, Makam Syech Barau di Silungkang, makam Syech Tampuoh di Talawi Hilir dan makam H Muhammad Saleh di Batu Tanjung Talawi," terangnya.

Untuk tahun 2015, lanjutnya, pihaknya menargetkan mengkonservasi tiga situs makam ulama tersebut, yaitu makam Syech Kolok, makam Syech Barau, dan makam Syech Tampuoh.

Ia mengatakan, biaya konservasi masing-masing situs makam tersebut, dianggarkan sebesar Rp6 juta yang berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015.

"Tahapan konservasi cagar budaya ini telah dimulai oleh tim sejak minggu ketiga Maret 2015," katanya.

Pada masing-masing cagar budaya, jelasnya, akan dilakukan tahapan mulai pembersihan, kamuflase sampai perlindungan terhadap iklim.

"Bagi bangunan yang mengalami kerusakan sedang dan berat, maka akan dilakukan pemugaran pada fisik bangunan sesuai tingkat kerusakannya," katanya.

Dari data cagar budaya yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, terdapat 74 situs yang tersebar di empat kecamatan kota itu. Situs tersebut berupa bangunan gedung, makam hingga situs tambang tua peninggalan Belanda.

Pemkot setempat menargetkan, konservasi akan menyentuh seluruh bangunan cagar budaya yang ada di kota itu secara bertahap./e              

Pewarta: Agung Pambudi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015