Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mulai membuka keran ekspor untuk produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di tengah upaya kebangkitan ekonomi nasional menginjak tahun kedua pandemi COVID-19.
"Kami mendukung program pemerintah untuk pengembangan pasar ekspor produk UMKM dan juga membangkitkan perekonomian Indonesia di masa sulit akibat pandemi," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Mardani H Maming kepada ANTARA, Kamis.
Komoditi makanan olahan dan minuman pun menjadi ekspor perdana produk UMKM di bawah binaan Hipmi selama pandemi dengan tujuan pasar Australia melalui kerja sama dengan trading house di Australia yang dimiliki salah satu diaspora Indonesia di Negeri Kanguru.
"Tentunya Hipmi berterima kasih pula kepada Kementerian Perdagangan dan juga atase perdagangan serta ITPC yang ada di Sydney hingga ekspos ini dapat terlaksana dengan lancar," tutur Mardani.
Tdak mudah untuk pelaku usaha bisa mengekspor produk UMKM. Ada standar sertifikasi yang dibutuhkan termasuk kemasan yang bisa diterima negara tujuan.
Namun menurut Mardani, di sinilah peran Hipmi sebagai pendamping untuk pelaku usaha bisa mendapatkan informasi dan pelatihan serta akses pembeli alias pengimpor.
Pendiri PT Batulicin Enam Sembilan Group dan PT Maming Enam Sembilan itupun bertekad Hipmi terus menjadi penggerak ekspor Indonesia termasuk meningkatkan kontribusi UMKM dalam perdagangan luar negeri.
"Karena berdasarkan data yang dihimpun Hipmi, kontribusi UMKM hanya di kisaran 15 persen dari total ekspor Indonesia. Hal inilah terus kami dorong, membangkitkan semangat produk UMKM agar naik kelas bisa menguasai pasar ekspor," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Kami mendukung program pemerintah untuk pengembangan pasar ekspor produk UMKM dan juga membangkitkan perekonomian Indonesia di masa sulit akibat pandemi," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Mardani H Maming kepada ANTARA, Kamis.
Komoditi makanan olahan dan minuman pun menjadi ekspor perdana produk UMKM di bawah binaan Hipmi selama pandemi dengan tujuan pasar Australia melalui kerja sama dengan trading house di Australia yang dimiliki salah satu diaspora Indonesia di Negeri Kanguru.
"Tentunya Hipmi berterima kasih pula kepada Kementerian Perdagangan dan juga atase perdagangan serta ITPC yang ada di Sydney hingga ekspos ini dapat terlaksana dengan lancar," tutur Mardani.
Tdak mudah untuk pelaku usaha bisa mengekspor produk UMKM. Ada standar sertifikasi yang dibutuhkan termasuk kemasan yang bisa diterima negara tujuan.
Namun menurut Mardani, di sinilah peran Hipmi sebagai pendamping untuk pelaku usaha bisa mendapatkan informasi dan pelatihan serta akses pembeli alias pengimpor.
Pendiri PT Batulicin Enam Sembilan Group dan PT Maming Enam Sembilan itupun bertekad Hipmi terus menjadi penggerak ekspor Indonesia termasuk meningkatkan kontribusi UMKM dalam perdagangan luar negeri.
"Karena berdasarkan data yang dihimpun Hipmi, kontribusi UMKM hanya di kisaran 15 persen dari total ekspor Indonesia. Hal inilah terus kami dorong, membangkitkan semangat produk UMKM agar naik kelas bisa menguasai pasar ekspor," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021