Amuntai, (AntaranewsKalsel) - Pemkab Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, melakukan normalisasi sungai untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang dapat menyebabkan kerugian harta dan benda.

Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Hulu Sungai Utara H Maliki, di Amuntai, Senin mengatakan, dana untuk normalisasi sungai dan saluran irigasi dianggarkan melalui APBD Hulu Sungai Utara hampir setiap tahun.

"Seperti normalisasi sungai di Kecamatan Sungai Pandan, Sungai Tabukan, Amuntai Selatan, Babirik dan Danau Panggang," katanya.

Maliki mengemukakan, di Hulu Sungai Utara terdapat beberapa daerah rendah yang menjadi tampungan air saat musim penghujan, sebelum air tersebut mengalir ke Sungai Barito.

"Sedimentasi terjadi lebih cepat karena air kiriman dari wilayah atas membawa berbagai partikel tanah dan sampah yang kemudian menumpuk di wilayah dataran rendah," jelas Maliki.

Akibat partikel dan sampah yang terseret arus air, enceng gondok dan banyaknya semak belukar liar, menyebabkan sungai lambatlaun menjadi dangkal dan aliran air tidak lancar.

Dikatakan, normalisasi saluran sungai dianggarkan Rp9 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK), dan difokuskan Sungai Haji ke Desa Kayakah dan Pulau Tambak sepanjang delapan kilometer.

Kegiatan normalisasi sungai yang rencananya dimulai April 2015 juga ditunjang program rehabilitasi, dan pemeliharaan saluran irigasi, serta rehab dan penambahan pintu air.

"Kita sering mengajak petani untuk bersama-sama bergotong-royong membersihkan saluran irigasi dari tanaman liar ini," tuturnya.

Meski upaya normalisasi sungai dan rehabilitasi saluran irigasi dan pintu air dilakukan pemerintah daerah, namun tidak sepenuhnya mampu mengatasi genangan banjir, khususnya di areal persawahan Watun Tiga.

"Genangan air di Watun Tiga merupakan proses alami di mana genangan air mengendap selama beberapa hari sebelum akhirnya dibuang ke Sungai Barito," ungkap Maliki.

Pewarta: Edy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015