Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalimantan Selatan H Riswandi mengajak semua pihak, terutama para pengusaha agar mewaspadai melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi belakangan hendaknya kita waspadai, terutama bagi kalangan pengusaha," ajak anggota DPRD Kalsel tiga periode itu, di Banjarmasin, Jumat.

Pasalnya, menurut mantan pegawai Departemen Keuangan Republik Indonesia itu, melemahnya rupiah terhadap dolar AS bisa membuat bangkrut atau kolip perusahaan, apalagi kalau menggunakan pinjaman dengan perhitungan dolar.

Sebagai contoh ketika meminjam kredit nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS hanya Rp10.000/dolar, kini menjadi Rp13.000/dolar. "Apakah itu tidak tambah beban perusahaan," katanya.

"Apa lagi kalau jatuh tempo pelunasan kredit tersebut saat nilai tukar rupiah Rp13.000/dolar AS. Keadaan itu salah-salah membuat perusahaan tersebut golong tikar,l lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Dalam kaitan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dia memperkirakan, melemahnya rupiah terhadap dalar AS itu kemungkinan tetap ada pengaruh, walau tidak signifikan seperti halnya perusahaan besar.

"Memang UMKM itu pada umumnya dalam pinjam meminjam kredit menggunakan mata uang rupiah. Tapi kalau kegiatan usaha juga bergerak bidang ekspor - impor, maka baik langsung maupun tidak langsung tetap akan berpengaruh pula," tambahnya.

Oleh sebab itu, dia berharap, agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah kebijakan sehingga tidak menimbulkan dampak yang terlalu besar atas melemahnya rupiah terhadap dolar AS tersebut.

"Kita berharap, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kali ini tidak berdampak seperti tahun 1998, yang hampir membuat keterpurukan perekonomian Indonesia," demikian Riswandi.

Sebagai catatan pada tahun 1998, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di atas Rp13.000/dolar AS dampak dari resisi perekonomian dunia.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015