Batulicin,  (Antaranews Kalsel) - Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BKBP3A) Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menggelar sosialisasi terhadap kader kelompok Bina Keluarga Balita (BKB).

Sekretaris BKBP3A Tanah Bumbu dr Janu Wibowo, di Batulicin, Kamis mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan secara terpadu dengan mendatangkan nara sumber dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalsel.

"Kegiatan ini juga diikuti 30 orang kader Bina Keluarga Balita (BKB), dan 10 orang dari pokja II PKK Kecamatan serta 10 koordinator Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)," ujarnya.

Meskipun BKB merupakan barang lama, namun belum semua unsur masyarakat terutama di tingkat desa yang memahami benar tentang apa itu BKB dan bagaimana mempraktekkan BKB yang terintegrasi dengan pelayanan Posyandu.

Kelompok BKB sangat berperan penting dalam menciptakan generasi penerus bangsa khususnya di Kabupaten Tanah Bumbu melalui pemantauan tumbuh kembang, selain dari segi kesehatan melalui penimbangan dan pelayanan kesehatan tiap bulan melalui Posyandu.

Tujuan lain dari BKB tersebut yakni, untuk meningkatkan peranan orang tua serta anggota keluarga lainnya dalam pembinaan tumbuh kembang anak Balita, sesuai dengan usia dan tahap perkembangan yang harus dimiliki, baik dalam aspek fisik, kecerdasan emosional, maupun sosial agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak maju yang mampu mandiri dan berkualitas.

"Melalui program BKB diharapkan setiap keluarga akan mampu meningkatkan kemampuannya dalam membina anak-anak Balitanya, sehingga anak tumbuh dan berkembang secara optimal, mampu menjadi generasi yang unggul dan berkualitas,� tambah Janu dalam siaran pers.

Sementara itu, jumlah BKB di Tanah Bumbu sekitar 131 BKB, namun masih ada 19 desa yang belum memiliki kelompok BKB.

"Untuk itu diharapkan setiap desa harus memiliki BKB dan BKB yang masih strata dasar bisa menjadi berkembang, kemudian strata berkembang menjadi paripurna, strata paripurna bisa menjadi Holistik integratif," tutur dia.

Dikatakan, lima tahun pertama kehidupan manusia, proses tumbuh kembang berjalan dengan cepat, mengutip dari para ahli ungkap Narni.

Masa Balita disebut sebagai masa emas, khususnya pada usia 0-2 tahun perkembangan otak telah mencapai 80 persen.

Maka penanganan Balita perlu dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, mencakup aspek perawatan, kesehatan dan gizi, aspek pendidikan serta pengasuhan dan harus dilaksanakan secara terintegrasi dengan beberapa sektor Dinas/Instansi terkait.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015