Pemerintah pusat membantu petani di Kalimantan Selatan untuk pemulihan pascabanjir sektor pertanian seluas 50.000 hektare dari total lahan terdampak yang mengakibatkan puso seluas 30.000 hekatare.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemprov Kalsel Syamsir Rahman di Banjarmasin Senin, mengatakan kerugian sektor pertanian akibat banjir awal 2021 di Kalimantan Selatan mencapai 30 ribu hektare.

"Dari kerusakan 30 ribu hektare tersebut, pemerintah membantu untuk pemulihan hingga 50 ribu hektare atau dengan nilai dana sekitar Rp20 miliar," katanya.

Sehingga, tambah dia, pada 2021 ini program sektor pertanian difokuskan untuk mengganti produksi padi yang rusak akibat banjir tersebut.

"Jadi kalau sebelumnya petani kehilangan 30 ribu hekatare, minimal kami menargetkan mengembalikan produksi 30 ribu hektare tersebut," katanya.

Syamsir mengungkapkan pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap program pertanian Kalsel, karena provinsi ini masuk dalam daerah penyangga pangan nasional urutan ke 11.

Saat ini, produksi padi Kasel mencapai 1,6 juta ton gabah kering giling atau 1,2 juta ton beras. Sedangkan konsumsi warga Kalsel dalam satu tahun hanya sekitar 380 ribu ton, sehingga masih terjadi surplus pangan cukup tinggi di Kalsel.

Masih tingginya cadangan beras di Kalsel tersebut, tambah Syamsir, dia berharap tidak ada beras impor yang masuk ke Kalsel, karena bisa merusak harga beras petani lokal.

"Saya harap, jangan sampai ada beras impor dari luar negeri seperti Thailand dan lainnya yang masuk Kalsel, karena hal tersebut akan sangat mengecewakan petani," katanya.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021