Penyelesaian Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Turki (Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement/IT-CEPA) menjadi salah satu prioritas yang diangkat oleh Kedutaan Besar RI di Ankara pada tahun 2021 ini.

“Bisa kami sampaikan salah satu prioritas kita adalah menyelesaikan IT-CEPA yang sasarannya adalah, ini sudah dicanangkan oleh  Presiden tahun 2017, mencapai volume perdagangan 10 miliar dolar (AS) mulai tahun 2023,” kata Koordinator Fungsi Ekonomi dan Perdagangan KBRI Ankara, Hikmat Moeljawan, dalam konferensi pers yang dipantau dari Jakarta, Senin.

Dengan target waktu tersebut, pihaknya mengatakan bahwa masih terdapat waktu dua tahun ke depan untuk menyelesaikan IT-CEPA namun  berharap agar dapat mencapai sasaran tersebut pada tahun ini dengan volume perdagangan yang mencapai 10 miliar dolar.

Adapun volume perdagangan RI dan Turki pada tahun 2020 mengalami penurunan dari 1,4 miliar dolar AS pada tahun 2019 menjadi 1,050 miliar dolar AS pada tahun 2020, akibat terdampak pandemi.

Baca juga: KBRI meminta WNI tak terima pekerjaan ART di Turki seiring lonjakan TPPO

Ekspor dari Indonesia juga tercatat turun dari 1,5 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 1,050 miliar dolar AS pada 2020.

“Tetapi kita tetap surplus sekitar 775 dolar AS karena kebetulan tantangan pandemi in ekspor Turki ke Indonesia juga turun,” paparnya.

Meski demikian, penurunan itu tidak menyurutkan semangat Indonesia untuk mengejar penguatan kerja sama perdagangan dengan Turki karena menurut Hikmat, potensi hubungan ekonomi kedua negara begitu besar.

Selain itu, terkait kerja sama investasi, KBRI Ankara mendorong keterlibatan perusahaan-perusahaan konstruksi Turki dalam proyek pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

“Saat ini kami sudah melakukan penjajakan dengan tiga perusahaan konstruksi Turki dan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa sejumlah pertemuan telah dilakukan dan pihaknya berharap agar kerja sama itu dapat berujung pada penanaman investasi dari perusahaan konstruksi Turki di pberbagai proyek pembangunan.

Menurut Hikmat, perusahaan-perusahaan di Turki juga menyatakan ketertarikan terhadap pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur, namun akibat dampak pandemi, maka diskusi lebih lanjut terpaksa dituda untuk saat ini. “Tapi ini tetap dalam prioritas kita di sini,” katanya.

Baca juga: Turki resmi memasuki normal baru, perwakilan RI telah bantu ribuan WNI

Pewarta: Aria Cindyara

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021