Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Kapal perintis KM Delta Sembada ditunda pengoperasiannya untuk melayani masyarakat kepulauan di Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, dengan pulau-pulau di luar Kalsel.

Plt Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kotabaru Syaiful Anwar, Kamis mengatakan, pembatalan pengoperasian kapal perintis KM Delta Sembada sebagai pemenang lelang tender disebabkan adanya Maklumat Pelayaran (Mapel).

"Saat ini pimpinan kami ( Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kotabaru, Capt M Hasan Basri ) masih ke Jakarta meminta dispensasi, agar kapal cargo itu dapat dioperasikan untuk melayani penumpang ke Pulau Sembilan," terang Syaiful.

Dia menjelaskan, penundaan pengoperasian kapal perintis Delta Sembada karena kapal tersebut merupakan kapal cargo, bukan kapal penumpang.

"Mudah-mudahan, masalah ini segera dapat segera terselesaikan, ada disspensasi sehingga kapal tersebut bisa melayani masyarakat Pulau Sembilan," tambah dia.

Kepala Dinas Perhubungan Kotabaru, Sugian Noor, mengakui, hingga saat ini masyarakat Pulau Sembilan, belum bisa mendapatkan pelayanan kapal perintis, karena sesuatu hal.

"Informasi yang kami terima, ada surat dari Kementerian Perhubungan, bahwa kapal perintis haruslah kapal penumpang, dan tidak boleh menggunakan kapal cargo," terang dia.

Sementara itu, puluhan masyarakat Pulau Sembilan, mengeluh karena sudah beberapa hari ini menunggu pengoperasian kapal perintis yang tidak kunjung berlayar.

"Entah sudah berapa lama kami dan masyarakat Pulau Sembilan menunggu di Pelabuhan Kotabaru, tetapi sampai hari ini kapal belum bisa diberangkatkan," kata Heri Amiarso.

Bahkan sebagian barang belanjaan warga yang akan dibawa pulang Kepulauan Sembilan membusuk, karena terlalu lama disimpan.

Sebelumnya, Kepala Sekolah SMAN Pulau Sembilan, Palawagau, mengatakan, Kecamatan Pulau Sembilan, terancam terisolasi, karena kapal perintis yang biasa melayani transportasi antarpulau masa kontraknya habis.

"Sejak kapal perintis tidak beroperasi akhir Desember 2014, tidak ada lagi kapal penggantinya. Padahal, kapal perintis adalah satu-satunya alat transportasi bagi masyarakat yang membuka daerah tertinggal dan antar pulau di Kotabaru bagian selatan dengan sekitarnya," katanya.

Akibat tidak ada transportasi tersebut, lanjut Palawagau, barang kebutuhan pokok di Kecamatan Pulau Sembilan juga mulai menipis.

"Karena suplai barang-barang dari kota ke Pulau Sembilan tidak ada lagi, sementara masyarakat setiap hari perlu makan dan yang lainnya," tuturnya.

Yang lebih parah lagi, kata dia, aktivitas sekolah di Pulau Sembilan juga terganggu.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015