Samarinda, (Antaranews Kalsel) - Mantan atlet taekwondo Kalimantan Timur, Ilham, yang berlaga di kelas fin atau di bawah 54 kilogram mengalami kebutaan pada usianya yang baru menginjak 34 tahun.


Ilham yang dihubungi Antara dari Samarinda, Minggu, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisa medis, penyebab utama musibah yang dialami karena terjadinya infeksi imonologi, yang menyebabkan bagian syaraf matanya terganggu dan akhirnya mengalami kebutaan.

Menurut dokter, asumsi penyebab kebutaan memang banyak, di antaranya mungkin faktor genetik dan juga sering jatuh atau terkena pukulan di bagian kepala saat melakoni aktivitas olahraga beladiri.

"Ada sekitar 12 asumsi yang menjadi penyebab infeksi imonologi itu muncul, tapi itu hanya asumsi medis dan belum bisa dipastikan penyebab utamanya," jelas Ilham.

Pemuda kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, itu, memiliki catatan prestasi terbaik dengan merebut medali emas pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) III Kalimantan Timur di Kutai Kertanegara tahun 2006.

"Saya bangga pada saat itu bisa mengalahkan mantan atlet nasional Sandi Yanuar yang membela kontingen Kota Samarinda dan saya membela tim Balikpapan," tambah Ilham.

Kendati sukses meraih medali emas, namun prestasi Ilham di tingkat nasional memang belum teruji, karena dia hanya pernah mewakili Kaltim pada Pekan Olahraga Mahasiswa (Pomnas) tahun 2005 di Bandung, Jawa Barat, tanpa merebut medali setelah gugur di babak delapan besar.

Ilham mengaku juga sempat aktif membina atlet taekwondo di Balikpapan, dengan melatih atlet-atlet junior di perusahan minyak  Total  E&P. Selain itu menangani tim taekwondo Balikpapan pada Porprov IV di Bontang.

Saat ini, Ilham mengaku sudah empat tahun menjalani hidup tanpa indera penglihatan. Gejala awal kebutaan mulai dirasakan sekitar tahun 2008, ketika matanya mengalami radang dan sering mengeluarkan air mata dua kali dalam sebulan.

Lama-kelaman kontinuitas sakit tersebut bertambah dekat, bukan hanya setiap dua minggu, namun hampir setiap minggu ia merasakan pedih di bagian matanya.

Bapak satu anak ini mengaku telah menjalani terapi medis dan juga nonmedis untuk menyembuhkan penyakitnya itu.

Sayangnya, meski tekun dan rutin menjalani pengobatan, sakit mata yang dirasakan justru makin bertambah parah. Bahkan, dokter sempat mengatakan bahwa suatu saat dia akan mengalami kebutaan.

    
Buta Sejak 2012

Ilham merasa sudah total tidak bisa melihat lagi sejak tahun 2012. Saat itu, ia merasakan beban berat utamanya menghadapi keluarga, yakni istri dan satu anak tercintanya.

"Saya bersyukur dalam kondisi seperti ini, keluarga saya sangat mendukung, utamanya istri saya yang sabar akan cobaan hidup yang saya hadapi," tuturnya.

Ilham merasakan bahwa kebutaan di usia paruh baya ini memang cobaan sangat berat, jika dibandingkan dengan orang yang mengalami kebutaan sejak lahir dalam menghadapi kehidupan nyata.

Pasalnya, lanjut Ilham, orang yang buta sejak lahir telah terlatih indera perasanya terhadap lingkungan sekitar dalam menjalani kehidupan.

"Sedangkan saya harus memulainya dari sekarang. Tapi, di balik itu, saya masih bersyukur pernah diberikan anugerah untuk bisa melihat kebesaran dunia ini dengan nyata," papar Ilham.

Pewarta: Arumanto

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015