Kotabaru,  (AntaranewsKalsel) - Sebagian besar nelayan di pesisir Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, hingga kini masih kekurangan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Pengusaha udang Kotabaru H. Punding, di Kotabaru, Senin mengatakan, belum semua nelayan bisa memperoleh BBM dengan harga murah.

"BBM bersubsidi yang ada saat ini masih kurang, banyak nelayan tidak bisa turun ke laut karena tidak mampu membeli BBM," jelasnya.

Menurut dia, nelayan Kotabaru saat ini banyak yang bergantung dengan ketersediaan BBM, terutama dengan BBM bersubsidi.

Punding meyakini, apabila BBM dengan harga murah bisa diperoleh nelayan, produksi ikan dan udang di Kotabaru akan meningkat tajam.

"Saat ini, hanya sebagian kecil saja nelayan yang bisa turun ke laut secara rutin, setiap hari. Sementara mereka yang lebih banyak menunggu giliran mendapatkan jatah BBM bersubsidi," terangnya.

Ia berharap, pemerintah bisa kembali menambah kuota BBM bersubsidi untuk nelayan Kotabaru.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru H Talib, menyatakan, baru 10 persen nelayan di Kotabaru, menerima BBM bersubsidi berupa solar.

Kebutuhan BBM bersubsidi untuk nelayan di Kotabaru sebesar 23.000 kiloliter, atau 23.000.000 liter. Tetapi kenyataanya sampai saat ini baru mendapatkan 2.495 kiloliter, atau sekitar 2.495.000 liter solar.

Sehingga, lanjut Talib, masih kekurangan yang belum terpenuhi sekitar 21.000 kiloliter (KL), atau sekitar 21.000.000 liter.

Atas kekurangan tersebut, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru mengajukan usulan tambahan BBM bersubsidi kepada BP Migas, agar semua nelayan di Kotabaru dapat menikmati BBM bersubsidi.

Usulan kuota tambahan BBM bersubsidi tersebut juga disampaikan PT AKR selaku penyalur BBM bersubsidi di Kotabaru kepada SPBN.

Talib menerangkan, hingga saat ini jumlah kapal nelayan di Kotabaru sebanyak 5.204 unit kapal tangkap. Kapal-kapal nelayan tersebut memiliki kapasitas 5 gross tonnage (gt) sampai 30 gt.

Manajer PT. Misaja Mitra Joyo Supeno, mengatakan, akhir-akhir ini produksi udang kembali membaik.

"Produksi tersebut bisa ditingkatkan, apabila BBM murah tersedia," teranya.

Tokoh masyarakat H Rudy Suryna, masalah nelayan yang masih kekurangan BBM bersubsidi harus dibicarakan bersama.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015