Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kota Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, oleh Pemerintah Kota (Pemkot) setempat akan diarahkan menjadi kota perdagangan untuk melayani kegiatan perdagangan regional Kalimantan.

Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat Ir Fajar Desira kepada Antara Kalsel, Kamis, mengakui sektor perdagangan selama ini memberikan andil besar terhadap kemajuan perekonomian setempat, karena berdasarkan perhitungan Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) sektor ini mencapai 24 persen.

Ia menunjuk lokasi perdagangan yang ramai dim kota ini, seperti di Pasar Sudirmampir, Pasar Ujung Murung, Pasar Baru, Pasar Harum Manis atau Pasart Lima terjadi transaksi yang luar biasa setiap harinya, bahkan seorang pedagang omset penjualan mencapai 100 juta per hari.

"Bisa dibayangkan seorang pedagang dengan omset penjuualan mencapai ratusan juuta rupiah, padahal di lokasi tersebut terdapat ribuan pedagang, maka sudah bisa dibayangkan berapa usang beredar di lokasi tersebut," katannya.

Pusat perdagangan Banjarmasin tersebut bukan saja melayani pembelian grosir di 13 kabupaten dan kota di Kalsel, tetapi juga untuk masyarakat provinsi tetangga Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Walau omset transaksi perdagangan begitu besar tetapi kondisi pasar-pasar tersebut sekarang sudah memprihatinkan, karena itu dalam pembangunan kedepan akan membenahi menjadi pusat perbelanjaan modern dengan bangunan bertingkat dan refresentatif.

Ia menyebutkan, Kota Banjarmasin tertinggi menyumbang PDRB adalah sektor angkutan dan telekominiasi mencapai 27 persen, atau mendominasi dari delapan sektor lainnya. Hal ini lantaran intensitas angkutan laut dari Pelabuhan Trisakti begitu besar, karena pelabuhan ini perupakan pintu gerbang perekonomian di seluruh wilayah Kalsel, sebagian besar Kalteng dan sebagian lagi Kaltim.

"Banyak barang ekonomi setelah diantarpulaukan dari Pulau Jawa ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, kemudian didistribusikan lagi ke berbagai wilayah di tiga provinsi Kalimantan tersebut," kata Fajar.

Akibat padatnya intensitas bongkar muat menyebabkan kapasitas pelabuhan tak mencukupi lagi, bahkan ada kapal yang setelah tiba empat hari baru bisa bongkar muat, lantaran keterbatasan dermaga.

Oleh karena itu, kata Fajar Desira prioritas pembangunan Kota Banjarmasin kedepan adalah membenahi Pelabuhan Trisakti Banjarmasin tersebut agar ideal sebagai pintu gerbang perekonomian tiga provinsi Kalimantan itu.

Selain perluasan dermaga, juga perluasan gudang penyimpanan, serta perluasan lapangan penumpukan peti kemas, jika tiga fasilitas di pelabuhan tersebut bisa teratasi segera maka persoalan angkutan laut sudah tak masalah lagi.

Sektor lainnya yang menjadi perhatian adalah sektor industri pengolahan yang PDRB-nya 13 persen, karena itu kedepan harua ada kawasan industri pengolahan, agar barang-barang mentah seperti karet, rotan, kayu, minyak sawit diolah di sini kemudian keluar menjadi barang dagangan yang lebih berharga.

Coba lihat sejumlah peti kemas di pelabuhan datang dari Pulau Jawa membawa aneka barang ekonomi ke daerah ini, tetapi peti kemas itu hanya 30 persen yang terisi kembali ke Pulau Jawa sisanya 70 persen kosong melompong lantaran tak ada barang olahan yang dihasilkan daerah ini.

Oleh karena itu pula kedepan Banjarmasin akan segera membangun kawasan industri di wilayah Mantuil agar bisa memproduksi barang-barang industri yang menjadi mata dagangan pula, demikian Fajar Desira.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015