Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bupati Balangan, Kalimantan Selatan, H Sefek Effendi mengatakan, warga masyarakat di kabupaten itu tampaknya lebih memilih berkebun kelapa sawit daripada menanam enau atau pohon aren.


Orang nomor satu di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) Balangan tersebut mengemukakan itu, usai pertemuan dengan anggota DPRD Kalsel, di Banjarmasin, Rabu.

Ia mengaku, semula Pemkab Balangan memprogramkan pemuliaan atau penanaman enau, guna menghindari kepunahan dan sekaligus untuk menjaga kelangsungan produksi gula aren yang oleh urang Banjar Kalsel menyebutnya gula habang.

Namun seiring dengan kahadiran usaha perkebunan kelapa sawit di "Bumi Sangggam" Balangan beberapa tahun belakangan, warga setempat kurang perhatian untuk menanam enau, lanjutnya menjawab Antara Kalsel.

Pasalnya, lanjut Bupati Balangan dua periode itu, secara ekonomi, usaha perkebunan kelapa sawit lebih menjanjikan keuntungan bila dibandingkan dengan menanam enau.

"Memang harga gula habang yang bahan baku dari nira (lahang) aren sekarang cukup mahal, yaitu mencapai Rp17.000/Kg atau lebih mahal dari gula pasir yang hanya sekitar Rp11.000/Kg," tuturnya.

Selain itu, masa penanaman atau untuk berproduksi dari enau lebih lama daripada tanaman kelapa sawit, lanjut Sefek yang akan mengakhiri masa tugas sebagai Bupati Balangan, Agustus 2015.

Ia menerangkan, selain menanam kelapa sawit, warga Balangan juga masih menekuni usaha perkebunan karet, yang mereka lakukan turun temurun sejak lama sebagai salah satu mata pencaharian andalan.

"Kita berharap usaha atau mata pencaharian lain bisa pula menunjang peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat," demikian Sefek.

  Kedatangan Bupati Sefek yang disertai sejumlah pejabat Pemkab Balangan itu atas undangan DPRD Kalsel, untuk klarifikasi persoalan antara perusahaan pertambangan batu bara di kabupaten tersebut dengan warga masyarakat setempat.   

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015