Dolar Australia dan mata uang berisiko lainnya memulihkan beberapa penurunan terhadap dolar AS pada Senin pagi, setelah mengalami penurunan terbesar dalam setahun pada akhir pekan lalu di tengah aksi jual yang kuat di pasar obligasi global.

Greenback melemah secara luas di awal perdagangan Asia, tetapi hampir tidak cukup untuk memangkas lonjakan terbesarnya sejak Juni pada Jumat (26/2/2021).

Pasar mata uang telah mengambil isyarat dari pasar obligasi global, di mana imbal hasil telah melonjak untuk mengantisipasi percepatan pemulihan ekonomi.

Penjualan obligasi yang agresif menyiratkan taruhan bahwa bank-bank sentral global perlu memperketat kebijakan jauh lebih awal dari yang mereka perkirakan sejauh ini.

Ekuitas dan komoditas juga telah dilanda aksi jual ketika kemunduran surat utang meresahkan investor.

"Arah dolar AS kemungkinan bergantung tidak hanya pada arah, tetapi juga kecepatan pergerakan obligasi global," tulis ahli strategi Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan penelitian.

Baca juga: Dolar sentuh posisi terendah dalam tiga tahun terhadap mata uang komoditas

Pergerakan obligasi mengalahkan data ekonomi sebagai pendorong pasar valuta asing, dengan imbal hasil bergerak "jauh di muka" daripada fundamental ekonomi, kata mereka.

"Risikonya condong ke penguatan dolar AS minggu ini, karena kami ragu bank-bank sentral akan melakukan intervensi dengan cara yang berarti."

Dolar Aussie melonjak 0,6 persen menjadi 0,7754 dolar AS di awal sesi Asia pada Senin, menyusul penurunan 2,1 persen pada Jumat (26/2/2021).

Dolar Selandia Baru menguat 0,6 persen menjadi 0,7270 dolar AS, memulihkan beberapa dari penurunan 1,9 persen pada Jumat (26/2/2021).

Euro naik 0,2 persen menjadi 1,20910, dolar AS setelah turun 0,9 persen pada akhir minggu lalu, terbesar sejak April.

Dolar tergelincir 0,1 persen menjadi 106,415 yen, tetapi masih mendekati tertinggi enam bulan 106,69 yen yang disentuh Jumat (26/2/2021).

Baca juga: Dolar menguat setelah kesaksian Powell, pound tertinggi 3 tahun

Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang pekan lalu mengulangi pernyataan bank sentral AS akan melihat melalui lonjakan inflasi jangka pendek dan kebijakan pengetatan hanya ketika ekonomi jelas membaik, akan berbicara tentang ekonomi Jumat ini (5/2/2021), hari yang sama dengan data gaji bulanan yang biasanya diawasi ketat.

Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia, akan mengadakan pertemuan kebijakan bulanannya pada Selasa (2/3/2021), dan pasar secara luas memperkirakan bank akan memperkuat pedomannya ke depan untuk tiga tahun lagi dengan suku bunga mendekati nol, sementara juga menangani dislokasi pasar.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021