Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Nasrun Syah mengatakan
kawasan hutan di Pulau Kalimantan merupakan salah satu penyangga paru-paru
dunia.

"Hutan di Pulau Kalimantan termasuk di dalamnya hutan di Kabupaten
Banjar adalah salah satu penyangga paru-paru dunia sehingga kelestariannya harus
terus dijaga dan dipelihara," katanya di Martapura, Selasa (17/5).

Hal itu juga disampaikannya di depan rombongan Observasi Lapangan
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementerian Kehutanan di Kabupaten Banjar.

Menurut Sekda, selain penyangga paru-paru dunia, hutan di Kalimantan
juga memiliki peranan penting untuk  menjaga keseimbangan alam sehingga daerah
kepulauan yang membawahi empat provinsi itu terhindar dari bencana.

Bencana tersebut di antaranya banjir akibat penebangan tanpa izin
maupun aktivitas lain yang dapat merusak fungsi hutan. Namun berkat masih
terpeliharanya kawasan hutan sehingga bencana alam itu bisa dihindari.

"Menjaga dan memelihara kawasan hutan maupun kehidupan yang ada di
dalamnya bukan hanya tugas pemerintah tetapi kewajiban setiap komponen
masyarakat," katanya.

         Ia mengatakan, kawasan hutan di Kabupaten Banjar sangat luas bahkan
lebih dari separuh luas keseluruhan wilayah kabupaten ini yang mencapai 471.097
hektare.

         Terkait kedatangan rombongan observasi lapangan Diklatpim
Kementerian Kehutanan, ia mengharapkan dapat membawa manfaat bagi kedua belah
pihak di samping menjadi bahan evaluasi apabila terdapat kekurangan.

"Artinya di satu sisi membawa manfaat bagi peserta dan di sisi lain
bisa menjadi bahan evaluasi bagi jajaran pemerintah daerah sehingga penanganan
masalah kehutanan bisa lebih baik," katanya.

Ketua Rombongan Observasi Lapangan Diklatpim Bambang Sukahar
mengatakan, tujuan kedatangan peserta bukan untuk mengawasi kinerja pemerintahan
tetapi memperdalam ilmu pemerintahan dan pelayanan publik.

Peserta yang jumlahnya sebanyak 40 orang dan berasal dari berbagai
wilayah di Indonesia siap belajar dan menggali ilmu pemerintahan dan pelayanan
publik serta masalah kehutanan di kabupaten setempat.

"Setiap peserta belajar dan berusaha menggali ilmu baik terkait
pemerintahan maupun pelayanan publik dan secara khusus mendalami masalah
kehutanan sesuai objek observasi," ujarnya.

Ia mengatakan, observasi lapangan yang berlangsung selama satu
minggu merupakan bagian integral program Diklatpim yang bertujuan menyinkronkan
antara teori, pengalaman bekerja dan kenyataan di lapangan./zal*C

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011