Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia mengindikasikan bahwa ekspektasi terhadap tekanan harga pada tiga bulan mendatang diperkirakan meningkat.


"Meningkatnya ekspektasi harga tersebut diperkirakan didorong oleh kenaikan harga barang dari distributor dan kekhawatiran responden terhadap terganggunya distribusi barang akibat faktor cuaca," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI di Jakarta, Selasa.

Indikasi tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang (Februari 2015) yang tercatat sebesar 163,8 atau meningkat 5,7 poin dibandingkan IEH bulan sebelumnya sebesar 158,1.  
  Sementara itu, hasil survei penjualan eceran pada November 2014 menunjukkan pertumbuhan penjualan eceran yang melambat.

Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2014 sebesar 171,4 atau tumbuh 14,1 persen (yoy), lebih rendah dari 17,6 persen (yoy) pada Oktober 2014.

"Perlambatan pertumbuhan penjualan eceran terjadi pada mayoritas kelompok barang, dengan perlambatan terbesar terjadi pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya," ujar Tirta.

Kelompok perlengakapan rumah tangga lainnya  mengalami kontraksi sebesar -19,1 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,4 persen (yoy).

Perlambatan pertumbuhan penjualan eceran terjadi di mayoritas kota yang disurvei, dengan perlambatan terbesar di Semarang.

Perlambatan pertumbuhan tahunan penjualan eceran diperkirakan berlanjut hingga Desember 2014. Kondisi itu tercermin dari perkiraan IPR Desember 2014 yang tumbuh sebesar 4,2 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya.

Namun demikian, secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran pada Desember 2014 diperkirakan menguat didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru./e

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015