Barabai, (Antaranews Kalsel) - Kabid Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Suriyanor  mengatakan, memastikan penyebab kematian bibit itik di wilayah tugasnya, pihaknya telah mengirimkan bangkai itik tersebut ke laboratoriumm.


"Sampel bangkai itik dan sampel pakaan bantuan telah dikirimkan ke laboraturium untuk mengetahui penyebab kematian itik, sejak beberapa waktu lalu." katanya.

Menurut dia, penggantian itik yang mati tidak memungkinkan, karena proses pengadaan oleh pihak ketiga sudah selesai sementara apabila pakan bermasalah pihaknya akan komplain ke perusahaan penyedia.

Pihaknya juga telah meminta agar petugas penyuluh perternakan Arbainah, mendatangi lokasi dan melakukan penyemprotan disefektan di kandang itik, dan menyarankan agar peternak dapat memisahkan ternak sehat dari yang tidak sehat.

Upaya tersebut dilakukan, untuk menghindari penyebaran virus itik sebab apabila itik terjangkit virus hampir dapat dipastikan tidak dapat diobati lagi.

Gejala itik mati ini dikenal dengan tetelo atau biasa disebut kena balawa, antisipasinya bisa dengan meminumkan obat yang tidak ada unsur formalinnya untuk antibodi, itik yang terkena tetelo masih bisa sembuh.

Berbeda dengan flu burung, kalau flu burung tentunya semua ternak akan terjangkit dan mesti dimusnahkan, sementara kalau dimusnakan kita tidak bisa memberikan kompensasi kepada peternak",ujarnya.

Kedepannnya, bantuan ternak itik pihaknya akan mengutamakan pengadaan bibit itik umur satu minggu, karena ketahanan dan adaptasi terhadap lingkungan lebih baik ketimbang itik dara yang rentang stress setelah pindah kandang, dan pola makan berubah begitupun bagi pihak pemenang lelang akan direkomendasikan untuk membeli bibit ternak itik dari perusahaan yang refesentatif dan steril.

Pembagian bantuan ternak itik untuk peternak ini oleh Disnakan HST tahun 2014 menyebar di tiga Kecamatan yaitu Labuan Amas Utara, Labuan Amas Selatan dan Batang Alai Utara dari informasi yang dihimpun dari beberapa petani tingkat kematiannya rata-rata mencapai 10 hingga 30 persen sementara terparah di Ilung, Batang Alai Utara hingga 50 persen per peternak.***2***

Pewarta: Fathurahman

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014