Menyikapi peningkatan debit air yang cukup parah melanda enam kecamatan di wilayah Batola seperti Jejangkit, Mandastana, Kuripan, Tabukan, Bakumpai dan Alalak,  Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan  menyatakan berstatus tanggap darurat banjir. 

Usai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Forkopimda, SKPD terkait, BPBD, PMI, para BPK dan sejumlah relawan, di Aula Selidah, Kamis (14/1), Wakil Bupati Barito Kuala (Wabup Batola) H Rahmadian Noor langsung terjun ke lapangan. 

Didampingi Komandan Kodim 1005 Marabahan Letkol Arm Ari Priyudono dan Kapolres Batola AKBP Lalu Mohammad Syahir Arif  beserta masing-masing jajaran dan camat, wabup Rahmadian Noor meninjau kecamatan terparah yakni Jejangkit dan Mandastana. 

Di Kecamatan Jejangkit dari tujuh desa yang ada nyaris semua terendam. Sementara Kecamatan Mandastana dari 14 desa hanya dua desa tidak terendam yakni, Karang Indah dan karang Bunga. 

Sedangkan banjir terparah melanda Desa Antasan, Tatah Halayung, dan Pantai Hambawang. Ketinggian air di tiga desa itu berkisar antara 50 hingga 70 centimeter yang menyebabkan hampir semua rumah penduduk, tempat ibadah, sekolah, perkantoran dan fasilitas umum lainnya terendam.

Sejumlah warga yang mengalami kebanjiran sebagian ada yang mengungsi ke rumah sanak saudara yang rumahnya lebih tinggi. 

Sedangkan barang-barang berharga seperti padi dan lainnya terpaksa ditempatkan di tempat yang lebih tinggi atau dititipkan di tempat keluarga.

Berbeda dengan warga Desa Tanipah Kecamatan Mandastana, mereka telah membuat Posko Darurat Banjir di Pasar Rakyat setempat. Bahan-bahan sembako seperti padi dan beras diangkut ke posko tersebut dengan dibantu warga dan para relawan. 

“Sebetulnya banjir ini sudah berlangsung sejak tujuh hari yang lalu, namun yang terparah sejak tadi malam (Rabu malam, (13/1) akibat tingginya curah hujan serta adanya kiriman air dari kabupaten tetangga,” tutur warga Jejangkit, Imberan.   

Seorang warga Kecamatan Mandastana, Rudi menyatakan, banjir kali ini terparah sejak 15 tahun terakhir. 

“Dulu di sini juga pernah dilanda banjir besar namun tak separah sekarang,” paparnya kepada Wabup Rahmadian Noor. 

Wabup menyatakan, untuk menyikapi musibah banjir ini pihaknya telah menetapkan status tanggap darurat sejak 14 – 29 Januari 2021 dalam rangka penanganannya melalui upaya memaksimalkan sumber daya yang ada baik dari segi peralatan, tenaga, maupun biaya. 

Saat ini, sebut wabup yang akrap disapa pak Rahmadi itu, Pemkab Batola telah mempersiapkan gardu induk yang terdapat di depan Kompleks Perumahan Kota Mahatama GBN yang berada di Kecamatan Mandastana dengan dilengkapi dapur umum untuk memasok makanan buat warga yang terdampak yang diback-up para relawan, PMI, para BPK, BPBD, TNI , petugas kepolisian, dan lainnya.  

“Nanti bahan makanan atau sembako maupun jenis lainnya yang tersedia akan didistribusikan ke titik-titik banjir,” paparnya.

Menanggapi rencana evakuasi terhadap kemungkinan adanya korban, wabup menyatakan, pihaknya menyediakan sarana yang bisa dimanfaatkan di lokasi kering seperti perkantoran, gedung-gedung olahraga, hingga sekolah. 

Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Batola Sumarno menerangkan, dalam upaya persiapan sarana untuk penanggulangan banjir berupa perahu karet, sarana mobilitas, tenda, di samping disediakan dapur umum.

Mengingat, lanjutnya, untuk saat ini yang sangat diperlukan masyarakat terdampak berupa kebutuhan makan siap saji berupa nasi bungkus maupun air mineral lantaran mereka tidak bisa memasak akibat rumah mereka terendam air. 

“Saat ini data yang sudah masuk ke kita kurang lebih 2.000 warga yang terdampak untuk 3 kecamatan yakni Jejangkit, Mandastana, dan Alalak,” paparnya. 

Selain bahan makanan, lanjut Sumarno, pihaknya juga menyediakan sarana seperti perahu karet bagi warga Desa Tanipah dan Puntik Tengah Kecamatan Mandastana untuk keperluan evakuasi warga dan barang-barang berharga.  

“Untuk yang pengungsi kami telah menyediakan perkantoran, sekolah, dan tempat olahraga bahkan kantor kecamatan sebagai lokasi penampungan. Sedangkan pengangkutannya akan dilakukan para relawan maupun organisasi seperti PMI, Tagana, BPBD, BPK dan lainnya,” jelasnya.

Dalam upaya mempermudah hubungan untuk segala keperluan, terang Sumarno, pihaknya menyediakan alat komunikasi baik dari ORARI mapun RAPI agar dengan adanya sarana itu nantinya warga bisa memanfaatkannya.

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021