Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Perpecahan Partai Golkar belakangan menarik perhatian masyarakat, termasuk warga Kalimantan Selatan di mana-mana, baik perkotaan maupun daerah pinggiran atau pedesaan, ramai memperbincangkan.


Pantauan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel), Minggu, dalam pertemuan-pertemuan, seperti hajatan perkawinan dan peguyuban-peguyuban, warga ramai membicarakan masalah Partai Golkar.

Di antara warga ada yang seakan bertanya-tanya, mengapa Partai Golkar yang dahulu terkenal sangat solid, kini retak dan bahkan mengarah kepada perpecahan.

"Apakah ada skenario di balik keretakan atau perpecahan Partai Golkar, atau apakah ada di balik semua itu," ujar Usuf, seorang warga Banjarmasin yang pekerjaan sehari-hari hanya berjualan.

"Atau apakah pascapemilu legislatif dan pemilihan presiden 2014, puncak akhir kejayaan partai politik (parpol) berlambang pohon beringin dan berusia hampir setengah abad," tambah H Sadri, pensiunan pegawai negeri sipil itu.

Sementara H Sopan, pensiunan guru memperkirakan, ada pihak tertentu yang sengaja mau memecah kekuatan Partai Golkar. "Apalagi pascapemerintahan Orde Baru, ABRI tak lagi pendukungan penuh Partai Golkar," katanya.

"Kelompok tertentu itu, tampaknya bukan cuma memecah Partai Golkar, kekuatan parpol lain, yang dianggap sebagai saingan. Sebagai contoh perpecahan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)," demikian Sopan.

Bagaimana Partai Golkar di Kalsel? "Sampai saat ini atau pascamunas di Bali, secara struktural atau kelembagaan, masih tetap solid," ujar Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD Partai Golkar Kalsel H Murhan Effendie.

Mantan Ketua DPRD Kabupaten Tabalong, Kalsel tersebut menyatakan, pihak belum mengetahui, apakah ada orang Golkar dari provinsinya yang hadir dalam Munas Partai Golkar yang digelar kelompok Agung Laksono.

"Kalau ada yang hadir, itu hak mereka. Tapi ketentuan organisasi juga tetap harus jalan, untuk tetap tegaknya kewibawaan organisasi," lanjut anggota DPRD Kalsel tersebut.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014