Harga cabai rawit di seluruh pasar tradisional Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, beberapa hari terahir terus naik harga, bahkan saat ini mencapai Rp100.000/kg.
"Sudah lima hari ini, harga cabai rawit mencapai Rp100.000/kg, sedangkan cabai tiung Rp90.000/kg," kata salah satu pedagang cabai di Pasar Ampera Kecamatan Simpang Empat, Ratih di Tanah Bumbu, Sabtu.
Sebelumya, harga cabai rawit hanya Rp60.000/kg sedangkan cabai tiung Rp40.000/kg, karena harga dari pengepul sudah naik maka secara terpaksa para pedagang juga ikut menaikan harga untuk menghidari kerugian.
Dia mengatakan, sebelum adanya kelonjakan harga yang signifikan, rata-rata dalam satu hari cabai yang terjual mencapai 80 kg, namun saat ini palin banyak hanya 50 kg cabai yang terjual.
"Secara persinya kami kurang tau apa yang menyebabkan harga cabai sampai melambung tinggi, karena harga dari pengebul sudah naik maka kami juga ikut menaikan harga," ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tanah Bumbu H. Deni Hariyanto melalui Kepala Bidang Perdagangan, Hariansyah menjelaskan, harga cabe rawit di pasar tradisional Tanah Bumbu sejak awal januari memang mengalami kenaikan sekitar Rp18.000/kg.
"Kenaikan harga cabai dikarena adanya siklus tahunan atau cuaca ekstrim yang mengakibatkan pera petani gagal panen," katanya.
Seperti kondisi saat ini adalah musim penghujan maka daerah-daerah penghasil cabe yang memasok ke Kabupaten Tanah Bumbu mengalami penurunan, sehingga berdampak terhadap kebutuhan yang ada di daerah tersebut.
"Karena selama ini kebutuhan cabai di "Bumi Bersujud" masih mendatangkan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut dan dari Pulau Jawa," pungkas Hariansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Sudah lima hari ini, harga cabai rawit mencapai Rp100.000/kg, sedangkan cabai tiung Rp90.000/kg," kata salah satu pedagang cabai di Pasar Ampera Kecamatan Simpang Empat, Ratih di Tanah Bumbu, Sabtu.
Sebelumya, harga cabai rawit hanya Rp60.000/kg sedangkan cabai tiung Rp40.000/kg, karena harga dari pengepul sudah naik maka secara terpaksa para pedagang juga ikut menaikan harga untuk menghidari kerugian.
Dia mengatakan, sebelum adanya kelonjakan harga yang signifikan, rata-rata dalam satu hari cabai yang terjual mencapai 80 kg, namun saat ini palin banyak hanya 50 kg cabai yang terjual.
"Secara persinya kami kurang tau apa yang menyebabkan harga cabai sampai melambung tinggi, karena harga dari pengebul sudah naik maka kami juga ikut menaikan harga," ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tanah Bumbu H. Deni Hariyanto melalui Kepala Bidang Perdagangan, Hariansyah menjelaskan, harga cabe rawit di pasar tradisional Tanah Bumbu sejak awal januari memang mengalami kenaikan sekitar Rp18.000/kg.
"Kenaikan harga cabai dikarena adanya siklus tahunan atau cuaca ekstrim yang mengakibatkan pera petani gagal panen," katanya.
Seperti kondisi saat ini adalah musim penghujan maka daerah-daerah penghasil cabe yang memasok ke Kabupaten Tanah Bumbu mengalami penurunan, sehingga berdampak terhadap kebutuhan yang ada di daerah tersebut.
"Karena selama ini kebutuhan cabai di "Bumi Bersujud" masih mendatangkan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut dan dari Pulau Jawa," pungkas Hariansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021