IPB University, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan The United Nations Development Programme (UNDP) menguji penggunaan WebGIS EcoSystem dan aplikasi INA-Alert untuk mendukung pemantauan tutupan lahan.
Guna menyempurnakan sistem pendukung pemantauan tutupan lahan, IPB University melaksanakan konsultasi publik dan uji coba pemanfaatan WebGIS EcoSystem dan aplikasi INA-Alert di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, pada 28-29 Desember 2020.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, dosen IPB University dari Divisi Analisis Lingkungan dan Pemodelan Geospasial Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Yudi Setiawan menjelaskan bahwa sistem tersebut dibangun untuk mendeteksi secara cepat perubahan tutupan lahan, termasuk menampilkan data sebaran spasial komoditas strategis seperti kelapa sawit dan karet serta perubahannya.
"Data yang tersedia berasal dari pengolahan citra satelit di LAPAN menggunakan algoritma untuk tujuan mendeteksi perubahan tutupan lahan dan pengolahan cloud computing Google Earth Engine menggunakan machine learning," katanya.
"Data yang tersedia juga berasal dari (data) penutupan lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," Yudi menambahkan.
Pemanfaatan WebGIS EcoSystem memungkinkan penyediaan informasi spasial untuk membantu pemantauan tutupan lahan sektor dan pengecekan perubahan tutupan lahan di sektor kehutanan dan perkebunan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan Eko Novitra mengemukakan pentingnya penyediaan data yang akurat dan andal dalam mendeteksi perubahan tutupan lahan.
"Data sebaran perkebunan dan sistem pemantauan tutupan lahan ini sangat diperlukan dalam mendukung penyusunan indeks kinerja lingkungan hidup dan menindak lanjuti program peremajaan kebun sawit di Kabupaten Pelalawan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Guna menyempurnakan sistem pendukung pemantauan tutupan lahan, IPB University melaksanakan konsultasi publik dan uji coba pemanfaatan WebGIS EcoSystem dan aplikasi INA-Alert di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, pada 28-29 Desember 2020.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, dosen IPB University dari Divisi Analisis Lingkungan dan Pemodelan Geospasial Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Yudi Setiawan menjelaskan bahwa sistem tersebut dibangun untuk mendeteksi secara cepat perubahan tutupan lahan, termasuk menampilkan data sebaran spasial komoditas strategis seperti kelapa sawit dan karet serta perubahannya.
"Data yang tersedia berasal dari pengolahan citra satelit di LAPAN menggunakan algoritma untuk tujuan mendeteksi perubahan tutupan lahan dan pengolahan cloud computing Google Earth Engine menggunakan machine learning," katanya.
"Data yang tersedia juga berasal dari (data) penutupan lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," Yudi menambahkan.
Pemanfaatan WebGIS EcoSystem memungkinkan penyediaan informasi spasial untuk membantu pemantauan tutupan lahan sektor dan pengecekan perubahan tutupan lahan di sektor kehutanan dan perkebunan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan Eko Novitra mengemukakan pentingnya penyediaan data yang akurat dan andal dalam mendeteksi perubahan tutupan lahan.
"Data sebaran perkebunan dan sistem pemantauan tutupan lahan ini sangat diperlukan dalam mendukung penyusunan indeks kinerja lingkungan hidup dan menindak lanjuti program peremajaan kebun sawit di Kabupaten Pelalawan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020