Gereja Santho Yohanes Penginjil, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan kembali mengadakan ibadah ekaristi atau misa Natal secara tatap muka dengan protokol ketat dan terbatas untuk umat, Jumat.

Misa Natal dijadwalkan pukul 09.00 hingga pukul 10.00 WIB, dihadiri sebanyak 200 jemaat atau 20 persen dari kapasitas gedung.

Pastur Kepala Paroki Blok B, Antonius Dhimas Hardjuna menyebutkan, jemaat yang mengikuti misa Natal sudah mendaftar terlebih dahulu.

"Selama pandemi ini misa dilaksanakan terbatas, hanya selama satu jam. Jumlah umat yang hadir juga dibatasi hanya 200 orang," kata Pastur Dhimas.

Pastur Dhimas dijadwalkan akan memimpin misa Natal itu.



Selain misa dilakukan secara tatap muka, juga disiarkan melakukan kanal Youtube gereja di Komsos Blok B-St Yohanes Penginjil.

Menurut Pastur Dhimas, penayangan misa Natal di kanal YouTube ini sebagai bentuk layanan kepada umat dalam beribadah, tapi tidak bisa hadir ke gereja karena pandemi COVID-19.

Jika sebelum masa pandemi, saat ibadah misa, gereja mampu menampung hingga 3.800 jemaat, dari 9.000 jumlah jemaat yang terdaftar di Gereja Santho Yohanes Penginjil.

"Umat yang tidak bisa misa di gereja, kita layani dengan misa secara daring yang dapat disaksikan di kanal Youtube gereja," kata Dhimas.

Dhimas menyebutkan, pandemi COVID-19 membuat umat Katolik merayakan Natal dalam kesederhanaan, tidak ada jamuan di gereja, silaturahmi terbatas di rumah saja, tidak ada dekorasi natal yang meriah.



Tidak hanya itu, dari sisi pelaksanaan ibadah misa di gereja juga berubah, yang biasanya misa dilaksanakan rata-rata selama 1,5 jam, kini dipersingkat jadi satu jam.

Kidung doa dan lagu selama misa juga dipangkas, biasanya ada banyak nyanyi-nyanyian yang dilantunkan seperti lagu pembukaan, laku tobat, lagu masmur dan lagu persembahan.

"Selama pandemi hanya ada lagu pembuka dan penutup, pembatasan ini kita lakukan karena mencegah penularan COVID-19," katanya.

Tidak hanya itu, jadwal misa Natal yang biasanya sehari bisa ada empat kali misa, kini hanya dilaksanakan satu kali misa saja.

Begitu juga dengan acara tukar kado yang dilaksanakan pada saat misa anak, juga tidak diadakan, karena gereja tidak melaksanakan misa anak di hari Natal.



Dhimas menyebutkan, adanya pembatasan ini secara esensi perayaan Natal tidak ada pengaruhnya, jemaat tetap bisa beribadah dengan baik, tetapi secara perasaan, umat Katolik merasa ada yang kurang.

Pada hari Natal ini, Pastur Dhimas menyampaikan pesan kepada umat Katolik Gereja Santho Yohanes Penginjil untuk suka cita menyambut Natal dalam kesederhanaan di tengah pandemi COVID-19.

"Kita saat ini seluruh umat manusia di dunia mengalami pandemi COVID-19, sesuatu yang punya dampak besar bagi kehidupan manusia, ada yang ditinggalkan. Natal kali ini, kami orang-orang Katolik yakin Allah itu Sang Imanuel, Tuhan beserta dengan kita," kata Pastur Dhimas.

Dengan keyakinan ini, lanjut Pastur Dhimas, dalam situasi seberat apa pun umat Katolik yakin Tuhan beserta dengan seluruh umat.

"Karena Dia (Tuhan) lahir di tengah-tengah manusia, mau senasib dengan kehidupan manusia," ujar Pastur Dhimas.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020