Berbeda dari tahun lalu, peringatan wafat atau haul KH Anang Ramli yang biasanya dihadiri ribuan jamaah berdatangan dari berbagai daerah di Pulau Kalimantan bahkan Jawa. 

Tahun 2020 akibat pandemi COVID-19 haul Guru Ramli hanya digelar dilingkup keluarga dan secara tertutup, di komplek Pondok Pesantren (Ponpes) Ubudiyah, di Desa Padang, Kecamatan Batibati, Kamis (10/12) malam.

Pada peringatan haul yang menerapkan protokol kesehatan COVID-19 tersebut, juga dilakukan pembacaan manaqib atau cerita hidup dari pendiri Ponpes Ubudiyah Bati-Bati tersebut, seperti yang diketahui KH Anang Ramli atau yang biasa dikenal Guru Ramli meninggalkan seorang istri, 12 orang anak dan 32 cucu.

Guru Ramli belajar ilmu Agama dari kedua orangtuanya dan guru-guru di kampung. Beliau sempat belajar di Volk School selama tiga tahun, Madrasah Aliyah Darussalam Martapura.

Beliau juga pernah belajar agama kepada KH Muradi dari Banjarmasin, KH Abdullah,  KH Salim Ma’ruf dari Martapura, KH Mansur dari Pelaihari dan KH Syarwani Abdan atau Guru Bangil.  

Yang juga menarik, Guru Ramli juga tercatat menjadi Hakim pada ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan (1947-1950). 

Beliau termasuk orang yang paling dicari dan dikejar oleh Kolonial Belanda, namun ketika itu Guru Ramli menggunakan nama samaran yaitu ‘Ar Lahmudin’, sehingga Belanda tidak berhasil menangkap beliau.

Atas jasa dalam perjuangan melawan Penjajah Belanda itu, TNI pernah memberikan penghargaan dengan gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia

KH Anang Ramli adalah seorang Mursyid Thariqah Qodiriyah yang memiliki banyak murid. 

Sebagai ulama maupun pendidik, beliau dikenal tegas dan teguh pendirian.

Karya monumental Guru Ramli adalah Pondok Pesantren Ubudiyah Bati-Bati yang didirikan 7 Agustus 1971 dan menjadi salah satu Pondok Pesantren Tertua di Kalimantan Selatan.

Bupati Tanah Laut HM Sukamta yang berhadir pada peringatan haul tersebut mengungkapkan, sosok Guru Ramli adalah sosok teladan bagi masyarakat Tanah Laut.

“Beliau mendirikan salah satu pesantren tertua di Kalsel, bahkan santrinya datang dari berbagai daerah di Pulau Kalimantan, mengharumkan nama Bati-Bati dan Tanah Laut khususnya,”jelasnya.

Bupati Tanah Laut juga mengaku, dirinya sangat kagum dan mengidolakan sosok Guru Ramli.

 “Beliau selain sebagai ulama juga sekaligus pejuang di Kalsel, sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan, almarhum memiliki pangkat Letnan Dua,”jelasnya.

 
 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020