Bank sampah merupakan salah satu alternatif pengelolaan sampah yang dapat dijadikan solusi mencapai pemukiman yang bersih dan sehat.
Dengan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah.
Warga yang menabung juga disebut nasabah memiliki buku tabungan.
Sampah ditabung,, ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya dijual di pabrik yang sudah bekerja sama.
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri.
Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah dan juga pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.
Hal tersebut sejalan dengan yang dilakukan Bank Sampah Anggrek di Kelurahan Sulingan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.
Bank Sampah yang dimotori Tuti, ibu rumah tangga dengan jiwa sosial yang tinggi dan selalu semangat berkarya dan berkerja walaupun terkadang masih ada orang - orang yang tidak menghargainya.
“Kami kerja untuk lingkungan yang bersih dan hijau serta jiwa sosial," ungkap Tuti.
Dengan semangat serta kerjasama yang solid antar pengurusnya kini Bank Sampah Anggrek mempunyai sekitar 155 nasabah dengan rata - rata pengelolaan sampah per bulan 300 hingga 1.000 kilogram.
Selama empat tahun terakhir mendapatkan penghargaan sebagai Bank Sampah terbaik kedua dalam hal pengelolaan sampah di Kabupaten Tabalong.
Bank Sampah Anggrek ini merupakan salah satu binaan Yayasan Adaro Bangun Negeri ( YABN) dalam program Gerakan Tabalong Bersih & Hijau.
Melalui program tersebut, selain pendampingan pengelolaan sampah, Bank Sampah ini juga aktif melakukan penanaman pohon sebagai bentuk penghijaun agar lingkungan lebih asri serta penanaman bambu di bantaran sungai untuk menjaga stabilitas tanah dan kualitas air sungai.
Selain itu dilakukan pembuatan lubang biopori untuk mengatasi masalah resapan air.
Dengan keaktifan Bank Sampah Anggrek di berbagai kegiatan lingkungan tersebut, tentunya sangat berkontribusi menciptakan lingkungan, khususnya di Kelurahan Sulingan menjadi bersih, hijau dan sehat.
“ Insya Allah karena tujuan kami bukan materi atau penghargaan, tapi bersih dan hijaunya kampung itu lebih berharga dari pada yang lainnya," tandas Tuti.
Buah dari ketulusan itu, pada Selasa (1/12/) Kelurahan Sulingan mendapatkan penghargaan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Kampung Iklim Kategory M.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Dengan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah.
Warga yang menabung juga disebut nasabah memiliki buku tabungan.
Sampah ditabung,, ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya dijual di pabrik yang sudah bekerja sama.
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri.
Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah dan juga pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.
Hal tersebut sejalan dengan yang dilakukan Bank Sampah Anggrek di Kelurahan Sulingan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.
Bank Sampah yang dimotori Tuti, ibu rumah tangga dengan jiwa sosial yang tinggi dan selalu semangat berkarya dan berkerja walaupun terkadang masih ada orang - orang yang tidak menghargainya.
“Kami kerja untuk lingkungan yang bersih dan hijau serta jiwa sosial," ungkap Tuti.
Dengan semangat serta kerjasama yang solid antar pengurusnya kini Bank Sampah Anggrek mempunyai sekitar 155 nasabah dengan rata - rata pengelolaan sampah per bulan 300 hingga 1.000 kilogram.
Selama empat tahun terakhir mendapatkan penghargaan sebagai Bank Sampah terbaik kedua dalam hal pengelolaan sampah di Kabupaten Tabalong.
Bank Sampah Anggrek ini merupakan salah satu binaan Yayasan Adaro Bangun Negeri ( YABN) dalam program Gerakan Tabalong Bersih & Hijau.
Melalui program tersebut, selain pendampingan pengelolaan sampah, Bank Sampah ini juga aktif melakukan penanaman pohon sebagai bentuk penghijaun agar lingkungan lebih asri serta penanaman bambu di bantaran sungai untuk menjaga stabilitas tanah dan kualitas air sungai.
Selain itu dilakukan pembuatan lubang biopori untuk mengatasi masalah resapan air.
Dengan keaktifan Bank Sampah Anggrek di berbagai kegiatan lingkungan tersebut, tentunya sangat berkontribusi menciptakan lingkungan, khususnya di Kelurahan Sulingan menjadi bersih, hijau dan sehat.
“ Insya Allah karena tujuan kami bukan materi atau penghargaan, tapi bersih dan hijaunya kampung itu lebih berharga dari pada yang lainnya," tandas Tuti.
Buah dari ketulusan itu, pada Selasa (1/12/) Kelurahan Sulingan mendapatkan penghargaan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Kampung Iklim Kategory M.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020