Sejalan dengan program pemerintah dalam penggalakan petani muda Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field (PEP Tanjung) Kabupaten Tabalong melalui Program Area Terpadu Pertanian Organik turut serta dalam pengembangan produk -produk pertanian organik yang ada di 'Bumi Saraba Kawa'ini.
Bertempat di Kelurahan Belimbing Raya, empat orang pemuda yang diketuai Rahman mengembangkan produk buah dan sayur tanpa menggunakan pestisida kimia atau sintesis.
Dengan memanfaatkan lahan seluas 30 x 10 meter persegi, kelompok mampu memproduksi buah dan sayur organik sebanyak 180 kilogram dalam sekali panen.
Rahman mengatakan generasi muda harus mau terjun langsung dalam dunia pertanian karena generasi milenial ini lebih cepat beradaptasi dengan modernisasi dan digitalisasi dalam distribusi hasil panen.
“Saat ini kami melakukan pembibitan daun bawang, sawi, dan cabai. Untuk selada menggunakan media hidroponik," jelas Rahman.
Untuk media hidroponik ia menggunakan campuran air kolam ikan bioflok 30 persen dengan air kolam 50 persen dan pupuk cair 20 persen.
Kelompok ini juga menggunakan pestisida alami yang dibuat dari bawang putih yang ditumbuk halus dengan campuran air dan didiamkan beberapa saat sebagai pengganti pestisida sintesis atau kimia.
Dari program tersebut kelompok mendapatkan keuntungan sebesar Rp 4 juta sampai Rp5 juta dalam satu kali panen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong Rowi Rawatianice dan timnya memberikan apresiasi dan dukungan atas program tersebut.
Terlebih program tersebut ramah lingkungan dengan menggunakan pestisida organik.
“Saat ini hanya satu greenhouse saja yang digunakan dan greenhouse yang masih kosong bisa dimanfaatkan agar hasil yang diperoleh makin banyak,” tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Bertempat di Kelurahan Belimbing Raya, empat orang pemuda yang diketuai Rahman mengembangkan produk buah dan sayur tanpa menggunakan pestisida kimia atau sintesis.
Dengan memanfaatkan lahan seluas 30 x 10 meter persegi, kelompok mampu memproduksi buah dan sayur organik sebanyak 180 kilogram dalam sekali panen.
Rahman mengatakan generasi muda harus mau terjun langsung dalam dunia pertanian karena generasi milenial ini lebih cepat beradaptasi dengan modernisasi dan digitalisasi dalam distribusi hasil panen.
“Saat ini kami melakukan pembibitan daun bawang, sawi, dan cabai. Untuk selada menggunakan media hidroponik," jelas Rahman.
Untuk media hidroponik ia menggunakan campuran air kolam ikan bioflok 30 persen dengan air kolam 50 persen dan pupuk cair 20 persen.
Kelompok ini juga menggunakan pestisida alami yang dibuat dari bawang putih yang ditumbuk halus dengan campuran air dan didiamkan beberapa saat sebagai pengganti pestisida sintesis atau kimia.
Dari program tersebut kelompok mendapatkan keuntungan sebesar Rp 4 juta sampai Rp5 juta dalam satu kali panen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong Rowi Rawatianice dan timnya memberikan apresiasi dan dukungan atas program tersebut.
Terlebih program tersebut ramah lingkungan dengan menggunakan pestisida organik.
“Saat ini hanya satu greenhouse saja yang digunakan dan greenhouse yang masih kosong bisa dimanfaatkan agar hasil yang diperoleh makin banyak,” tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020