Semarang, (Antaranews Kalsel) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah terus mengembangkan wisata syariah di provinsi setempat untuk menarik minat kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik, terutama dari kalangan muslim.


"Wisata syariah adalah wisata yang berbasis syariah seperti restoran dan makanan yang halal, sehingga wisatawan mendapatkan pelayanan sesuai dengan syariah," kata Kepala Disbudpar Jateng Prasetyo Aribowo di Semarang, Sabtu.

Hal tersebut disampaikan Prasetyo saat mendampingi Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Esthy Rekho Astuty saat meninjau penyelenggaraan Borobudur Travel Mart and Expo di Kota Semarang yang berlangsung 24-27 Oktober 2014.

Menurut dia, wisata syariah berbeda dengan wisata religi, tapi wisata religi bisa menjadi bagian dari paket wisata syariah yang ditawarkan untuk dikunjungi oleh wisatawan.

"Sebagai contoh, wisatawan dari Malaysia kalau ke Indonesia senang sekali mengunjungi atau berziarah ke makam para wali," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa perkembangan wisata syariah di Jateng cukup baik yang ditunjukkan dengan jumlah okupansi wisatawan yang terus mengalami kenaikan dan adanya hotel syariah di Kota Semarang, Surakarta, serta Pekalongan.

"Para penyelenggara wisata syariah berprinsip melayani wisatawan sesuai dengan syariah dan menyediakan paket variasi yang cukup banyak," katanya.

Dirjen Pemasaran Kemenparekraf Esthy Rekho Astuty menambahkan, potensi wisata syariah di Provinsi Jateng sangat terbuka karena mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim.

"Hal tersebut harus bisa 'ditangkap' oleh teman-teman di Jateng, jangan sampai peluang wisata syariah ini dijadikan 'target market' oleh negara-negara lain," ujarnya.

Menurut dia, beberapa negara seperti Jepang, Tiongkok, dan Selandia Baru sudah mempunyai paket wisata syariah yang siap ditawarkan ke masyarakat.

"Sayang sekali kalau Jateng tidak mengambil peluang tersebut karena di provinsi ini menjadi salah satu daerah yang tidak hanya mempunyai potensi wisata religi, tapi juga wisata syariah," katanya.

Esthy mengharapkan dalam paket wisata syariah yang ditawarkan para penyelenggara wisata di Provinsi Jateng itu diberikan fasilitas agar para wisatawan yang dari kalangan muslim dapat menjalankan ibadah shalat lima waktu.

Borobudur Travel Mart and Expo merupakan bursa pariwisata internasional yang mempertemukan antara "seller" yang terdiri dari para pelaku dan industri pariwisata Jawa Tengah dengan "buyer" dari dalam dan luar negeri.

Mereka akan melakukan transaksi wisata di bidang industri travel dan wisata, penerbangan, penginapan, agen wisata, persewaan mobil, dan perusahaan "online" pemesanan.

Borobudur Travel Mart and Expo bertujuan mengembangkan Jawa Tengah sebagai destinasi MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition), diantaranya yakni sebagai atraksi, pemberi citra destinasi, mendorong tumbuhnya atraksi wisata, dan penggerak tumbuhnya pembangunan sektor lain.

Borobudur Travel Mart and Expo juga memiliki nilai strategis dalam upaya mendukung suksesnya Visit Central Java guna mewujudkan Jawa Tengah sebagai pusat budaya dan destinasi utama pariwisata di Indonesia./e

Pewarta: Wisnu Adhi N.

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014