Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Danau atau rawa monoton Sungai Buluh Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan diharapkan tetap sebagai sentra perikanan air tawar, ujar Masrani, seorang tokoh masyarakat setempat.


Masrani (65) mengemukakan harapan tersebut saat silaturahmi alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Barabai, ibu kota Hulu Sungai Tengah (HST), di Pantai Takisung (90 kilometer timur Banjarmasin) Kabupaten Tanah Laut, Kalsel.

"Kalau Bapak Harun Nurasid nati kembali menjadi Bupati HST untuk yang kedua kali, saya berharap, kawasan Sungai Buluh tetap menjadi sentra perikanan air tawar, jangan jadikan sebagai areal perkebunan kelapa sawit," kata mantan aktivis SMAN Barabai itu.

Selain itu, di Sungai Buluh tersebut perlu sebagai kawasan pengembangan kerbau rawa, untuk pemenuhan konsumsi daging bagi penduduk "Bumi Murakata" HST dan daerah sekitar.

"Karena dulu Sungai Bulu juga terkenal dengan kerbau rawa, disamping daerah tetangga, yaitu Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungau Utara (HSU), Kalsel," ungkap pengurus berbagai organisasi di Bumi Murakata tersebut.

Ia juga berharap, pemerintah kabupaten (Pemkab) HST dibawah kepemimpinan Bupati Harun Nurasid agar membuat peta atau paket pengembangan pariwisata sejarah atau religi.

Sebagai contoh objek wisata masjid karamat Palajau dan Jatuh, Kecamatan Pandawan, serta pondok pesantran (ponpes) Pemangkih, Kecamatan Labuan Amas Utara dan Ponpes Kiton Barabai (165 kilomter utara Banjarmasin).

Sementara seorang warga masyarakat kelahiran Aluan Sumur Kecamatan Batu Benawa, HST 65 tahun lalu dan kini tinggal di Banjarmasin berharap, agar kabupaten atau Barabai yang mendapat julukan Bandung van Borneo itu menjadi "Serambi Madinah" Kalsel.

"Kalau `kota intan` Martapura (40 km utara Banjarmasin), ibu kota Kabupaten Banjar mendapat julukan `Serambi Mekkah` Kalsel, tapi bagaimana pula caranya agar Barabai sebagai `Serambi Madinah` di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut," ujarnya.

Serambi Madinah itu, menurut dia, selain memiliki ketaatan yang tinggi terhadap Islam, juga mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur atas ridha Allah Swt.

"Bukan glamor dan tingkat kesejahteraan materi yang berlimpah, namun tidak berkah atau mendapat ridha Allah Swt, yang dapat mendatangkan bala bencana, karena dalam hidup dan kehidupan tidak sesuai syariat Islam," lanjutnya.

"Apalagi dulu, Barabai pernah menjadi `kota pendidikan` ketika Gubernur Kalsel Syarkawi, yang ditandai tugu bulu ayam sebagai salah satu lambang pendidikan, sebelum masuk kota," ungkapnya.

Menurut rencana pemilihan kepala daerah HST, Juni 2015 bersamaan dengan enam kabupaten/kota lainnya di Kalsel dan tingkat provinsi tersebut.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014