Masyarakat Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, khususnya Desa Jelapat II, bersuka ria melaksanakan panen raya nanas, Kamis (19/11).
Panen dilaksanakan bersama Bupati Batola Hj Noormiliyani AS, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Kadistan TPH) Batola Murniati, Kadisporbudpar Batola Gusti Ruspandi, Kadis PUPR Batola Saberi Thannoor, Camat Mekarsari Hikmatullah beserta anggota forkopimcam, para kades dan berbagai lapisan masyarakat tersebut dilaksanakan di lahan Kelompok Tani Desa Jelapat II seluas satu hektare.
Sedangkan jenis nanas yang dibudidayakan berasal dari varietas Nanas Tamban atau masyarakat setempat menyebutnya Kanas Tamban.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS tampak kagum dan bahagia menyaksikan keberhasilan pertanian nanas yang dibudidayakan masyarakat setempat. Terlebih jika dilihat kualitas hasil yang sangat baik.
“Saya akui kualitas nanas di sini sangat bagus dan ukurannya juga besar-besar serta padat,” ucapnya.
Bupati berpesan, kepada dinas terkait untuk melakukan pembinaan termasuk pemberian sertifikat BPOM terhadap produk yang dihasilkan, memperindah kemasan, hingga pemasaran yang didukung keberadaan badan usaha seperti BUMDes agar bisa berkembang.
Noormiliyani juga berharap, dengan berkembangnya BUMDes serta argowisata di Batola, khususnya di Mekarsari akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sehingga para pemudanya tidak perlu ke kota untuk mencari pekerjaan.
"Saya berharap para pemuda di Jelapat II maupun Mekarsari nantinya tidak ada yang harus ke kota untuk mencari pekerjaan, cukup di desa mereka sendiri sudah ada banyak peluang yang bisa dikembangkan,” ucapnya.
Sementara, Kadistan TPH Batola Murniati menyatakan, lahan perkebunan nanas yang siap panen di Desa Jelapat II terdapat satu hektare.
Sedangkan luas keseluruhan yang ada di wilayah Kecamatan Mekarsari, sebut dia, terdapat 364 hektare dan berpotensi dikembangkan menjadi lokasi agrowisata.
Nenis bibit yang ditanam, lanjutnya, merupakan jenis unggul yang memiliki kadar vitamin c dengan kandungan air tinggi sehingga sangat baik dikonsumsi, khususnya di masa pandemi dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
"Varietas bibitnya jenis Nanas Tamban yang sudah kita patenkan agar menjadi khas Barito Kuala, " ucapnya.
Murni menambahkan, dalam persiapan menghadapi sentra agrowisata nanas, ibu-ibu para Kelompok Tani Desa Jelapat II juga mengolah buah nanas menjadi selai, manisan, sirup, minuman serta jeli.
“Kita juga memberikan pelatihan kepada masyarakat agar bisa mengolah daun nanas menjadi beragam kerajinan seperti tas maupun dompet,” tambahnya.
Murni menerangkan, nanas yang dihasilkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, mengingat dalam setahun tanamannya bisa dipanen dus kali dengan mampu mendatangkan keuntungan hingga Rp60 juta.
Sekali pun, lanjutnya, untuk awal-awalnya membutuhkan modal cukup tinggi karena perlu perlu dibuatkan tanggul untuk penanamannya.
Panen Raya Nenas di Desa Jelapat II Kecamatan Mekarsari itu juga berisi dialog dengan para petani.
Dalam dialog terungkap berbagai permasalahan dan harapan, salah satunya terlontar sulitnya memasarkan hasil lantaran terkendala akses jalan.
Armain salah satu petani berharap, adanya perbaikan jalan dan jembatan di wilayah mereka.
“Kami kesulitan menjual nanas ke luar lantaran terkendala akses jalan di samping juga tidak memiliki sarana pengangkut,” tukas Armain.
Akibatnya, lanjut Ketua Kelompok Tani Jelapat II, petani terpaksa menjual hasil dengan harga rendah karena harus menjual ke tengkulak yang datang ke tempat mereka.
Menanggapi itu, Bupati Hj Noormiliyani AS meminta Kadis PUPR Batola memberikan tanggapan.
Kadis PUPR Batola Saberi Thannoor mengatakan, akibat pandemi banyak program yang harus ditunda bahkan untuk tahun 2021 sendiri anggaran sudah terpakai untuk program lain.
Demikian, Saberi menyatakan, akan melihat keberadaan anggaran apakah bisa dimasukan di anggaran 2022.
Di kesempatan panen raya nenas, Bupati Hj Noormiliyani AS juga berkesempatan memyampaikan bantuan secara pribadai kepada Posyandu Desa Jelapat II dan UKM Kelompok Tani Desa Jelapat II masing-masing Rp5 juta serta handsprayer.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Panen dilaksanakan bersama Bupati Batola Hj Noormiliyani AS, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Kadistan TPH) Batola Murniati, Kadisporbudpar Batola Gusti Ruspandi, Kadis PUPR Batola Saberi Thannoor, Camat Mekarsari Hikmatullah beserta anggota forkopimcam, para kades dan berbagai lapisan masyarakat tersebut dilaksanakan di lahan Kelompok Tani Desa Jelapat II seluas satu hektare.
Sedangkan jenis nanas yang dibudidayakan berasal dari varietas Nanas Tamban atau masyarakat setempat menyebutnya Kanas Tamban.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS tampak kagum dan bahagia menyaksikan keberhasilan pertanian nanas yang dibudidayakan masyarakat setempat. Terlebih jika dilihat kualitas hasil yang sangat baik.
“Saya akui kualitas nanas di sini sangat bagus dan ukurannya juga besar-besar serta padat,” ucapnya.
Bupati berpesan, kepada dinas terkait untuk melakukan pembinaan termasuk pemberian sertifikat BPOM terhadap produk yang dihasilkan, memperindah kemasan, hingga pemasaran yang didukung keberadaan badan usaha seperti BUMDes agar bisa berkembang.
Noormiliyani juga berharap, dengan berkembangnya BUMDes serta argowisata di Batola, khususnya di Mekarsari akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sehingga para pemudanya tidak perlu ke kota untuk mencari pekerjaan.
"Saya berharap para pemuda di Jelapat II maupun Mekarsari nantinya tidak ada yang harus ke kota untuk mencari pekerjaan, cukup di desa mereka sendiri sudah ada banyak peluang yang bisa dikembangkan,” ucapnya.
Sementara, Kadistan TPH Batola Murniati menyatakan, lahan perkebunan nanas yang siap panen di Desa Jelapat II terdapat satu hektare.
Sedangkan luas keseluruhan yang ada di wilayah Kecamatan Mekarsari, sebut dia, terdapat 364 hektare dan berpotensi dikembangkan menjadi lokasi agrowisata.
Nenis bibit yang ditanam, lanjutnya, merupakan jenis unggul yang memiliki kadar vitamin c dengan kandungan air tinggi sehingga sangat baik dikonsumsi, khususnya di masa pandemi dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
"Varietas bibitnya jenis Nanas Tamban yang sudah kita patenkan agar menjadi khas Barito Kuala, " ucapnya.
Murni menambahkan, dalam persiapan menghadapi sentra agrowisata nanas, ibu-ibu para Kelompok Tani Desa Jelapat II juga mengolah buah nanas menjadi selai, manisan, sirup, minuman serta jeli.
“Kita juga memberikan pelatihan kepada masyarakat agar bisa mengolah daun nanas menjadi beragam kerajinan seperti tas maupun dompet,” tambahnya.
Murni menerangkan, nanas yang dihasilkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, mengingat dalam setahun tanamannya bisa dipanen dus kali dengan mampu mendatangkan keuntungan hingga Rp60 juta.
Sekali pun, lanjutnya, untuk awal-awalnya membutuhkan modal cukup tinggi karena perlu perlu dibuatkan tanggul untuk penanamannya.
Panen Raya Nenas di Desa Jelapat II Kecamatan Mekarsari itu juga berisi dialog dengan para petani.
Dalam dialog terungkap berbagai permasalahan dan harapan, salah satunya terlontar sulitnya memasarkan hasil lantaran terkendala akses jalan.
Armain salah satu petani berharap, adanya perbaikan jalan dan jembatan di wilayah mereka.
“Kami kesulitan menjual nanas ke luar lantaran terkendala akses jalan di samping juga tidak memiliki sarana pengangkut,” tukas Armain.
Akibatnya, lanjut Ketua Kelompok Tani Jelapat II, petani terpaksa menjual hasil dengan harga rendah karena harus menjual ke tengkulak yang datang ke tempat mereka.
Menanggapi itu, Bupati Hj Noormiliyani AS meminta Kadis PUPR Batola memberikan tanggapan.
Kadis PUPR Batola Saberi Thannoor mengatakan, akibat pandemi banyak program yang harus ditunda bahkan untuk tahun 2021 sendiri anggaran sudah terpakai untuk program lain.
Demikian, Saberi menyatakan, akan melihat keberadaan anggaran apakah bisa dimasukan di anggaran 2022.
Di kesempatan panen raya nenas, Bupati Hj Noormiliyani AS juga berkesempatan memyampaikan bantuan secara pribadai kepada Posyandu Desa Jelapat II dan UKM Kelompok Tani Desa Jelapat II masing-masing Rp5 juta serta handsprayer.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020