Amuntai,  (Antaranews Kalsel) - Selama Januari hingga September 2014 sebanyak 67 bayi di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan meninggal dunia, beberapa di antaranya disebabkan karena berat badan saat lahir rendah.

Pejabat Bidang Kesehatan Keluarga pada Dinas Kesehatan HSU dr Faridah di Amuntai, Kamis mengatakan, angka kematian bayi di Kabupaten Hulu Sungai Utara masih cukup tinggi.

Berdasarkan survei penyebabnya adalah banyak ibu muda yang mengidap anemia, sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, dengan risiko tinggi antara lain mengakibatkan kematian bayi.

Berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan Hulu Sungai Utara (HSU), dalam beberapa tahun terakhir kematian bayi yang disebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mencapai 40 persen dari total kematian bayi di HSU yang mencapai 67 bayi, hingga September 2014.

"Angka kematian bayi ini sebenarnya sudah lebih rendah dibanding tahun 2013, namun untuk lingkup Kalimantan Selatan masih cukup tinggi," ujar Faridah.

Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten HSU sempat mencapai jumlah 177 bayi yang meninggal pada 2011, kemudian terus berkurang menjadi 129 bayi pada 2012, dan 76 bayi pada 2013.

Hingga September 2014 kematian bayi berjumlah 67 bayi sedang Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 4 orang, yang berarti juga turun dibanding 2013 sebanyak 10 kematian ibu.

Berdasarkab survei, kata Farida, sebanyak 50 - 70 persen remaja usia SMP dan SMA sudah menderita penyakit kekurangan darah atau anemia, sedangkan angka perkawinan usia muda di bawah 16 tahun cukup tinggi di HSU.

"Wajar saja jika ibu muda penderita anemia, kemudian melahirkan bayi berbobot lahir rendah yang berisiko bayi meninggal," kata Faridah.

Faridah meyakini, banyaknya remaja menderita anemia disebabkan sejak kecil tidak dibiasakan mengonsumsi sayuran berwarna hijau di lingkungan keluarga, sehingga terus berlanjut hingga tumbuh dewasa.

Ia menjelaskan pada sayur-sayuran terdapat zat besi yang berfungsi mengangkut oksigen dalam darah, sehingga kurang mengkonsumsi sayur berakibat kurangnya zat besi.

Dijelaskan penyebab kematian bayi semacam ini bagaikan lingkaran setan yang terus berlanjut. Faridah mengimbau para orang tua untuk membiasakan anak mengonsumsi buah dan sayuran.

Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) HSU sudah mensahkan berlakunya Peraturan Daerah (Perda) nomor 3 tahun 2014 tentang KIBBLA yang diharapkan bisa terus menekan AKB dan AKI.

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014