Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan mengatakan pada Kamis (16/10) akan dilakukan hujan buatan melalui modifikasi cuaca dengan menggunakan pesawat pengebom air.
Menurut Rudy di Banjarmasin, Rabu, permintaan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan, akhirnya ditanggapi dan segera direalisasikan.
"Insya Allah hujan buatan tersebut akan mulai dilakukan Kamis, untuk wilayah Kalsel dan Kalimantan Tengah," katanya.
Hanya saja, tambah Wagub, "homebase" pelaksanaan TMC, bertempat di Bandar Tjilik Riwut Palangkaraya-Kalimantan Tengah.
BNPB kata dia, menjadwalkan mengirim lagi pesawat penabur garam hari ini, Kamis (16/10) untuk pelaksanaan hujan buatan di wilayah Kalsel dan Kalteng..
"Kita sudah menerima jawaban dari BNPD, hujan buatan untuk wilayah Kalselteng," kata Wagub.
Menurut Rudy, kesediaan BNPB ini setelah pihaknya mendesak agar diberi jatah hujan buatan untuk sejumlah kawasan di Kalsel yang saat ini terjadi kebakaran hutan dan lahan yang parah.
Pada sejumlah titik kebakaran ujarnya, petugas kebakaran dan aparat TNI/Polri yang dikerahkan, tidak sanggup menanganinya karena besarnya luasan areal yang terbakar, ditambah keterbatasan peralatan.
Akibatnya lanjut Rudy Resnawan, kabut asap tebal menyelimuti sejumlah kawasan di Kota Banjarbaru dan Banjarmasin, kota Pelaihari di Kabupaten Tanah Alut dan sebagian di Martapura Kabupaten Banjar.
Ia berharap, proses hujan buatan oleh BNPD bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini bisa mengatasi masalah yang dialami masyarakat saat ini.
Khususnya untuk mengurangi titik api di Kalsel yang mencapai 1.326 buah pada pertengahan Oktober ini dengan luasan kawasan terbakar diperkirakan lebih 2.000 hektare.
Selain Kalsel dan Kalteng, masalah kebakaran juga terjadi di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Jambi, dan Riau Sumatera Selatan.
Asap pekat pun mengganggu pernafasan dan jarak pandang menjadi terbatas."Kebakaran ini selain ulah oknum tidak bertanggungjawab, bisa juga karena faktor alam yaitu tidak disengaja," katanya.
Sebelumnya, ribuan masyarakat Kalsel, pada Selasa (14/10) melakukan salat minta hujan, atau istisqa agar kemarau panjang di daerah ini segera berakhir.
Setelah itu, pada Rabu (15/10), sekitar pukul 00:00 Wita, hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah Kalsel.
Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Kalsel, Rakhmadi Kurdi mengatakan, kebakaran hutan dan lahan kini terus meningkat, sehingga membuat sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan kini diselimuti kabut asap.
Hingga 12 Oktober, kata dia, titik api di Kalsel telah mencapai 1.325 titik atau meningkat dibanding pada 6 Oktober sebanyak 1006 titik api.
Meningkatnya titik api tersebut, kata dia, yang paling banyak terdapat pada enam kabupaten di Kalsel, yaitu Kotabaru sebanyak 205 titik, Tanah Laut, 185 titik dan Tanah Bumbu 113 titik.
Sedangkan untuk kawasan hulu sungai, kata dia, paling banyak berada di Kabupaten Tapin sebanyak 146 titik dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 137 titik, sisanya tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota di Kalsel.
Sedangkan luas kawasan hutan yang terbakar kini mencapai 1.500 hektare dari total kawasan hutan seluas 1,7 juta hektare, dan khusus Taman Hutan Rakyat (Tahura) kebakaran mencapai 325 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014