Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Usaha perkebunan palawija seperti kacang tanah mengalami kerugian jutaan rupiah, karena musim kemarau panjang yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan.
Keluarga Miah, warga Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalsel, Sabtu, mengungkapkan, sebelum tiba musim kemarau atau sekitar tiga bulan lalu menanam kacang tanah beberapa hektare (ha).
"Namun ketika panen, hasilnya sangat jauh dari harapan atau sangat tidak menguntungkan," tutur ibu dari dua anak itu di kediamannya.
Sebagai contoh satu karung (goni) kacang tanah (masih pakai kulit) hasil panen pekan lalu, hanya mendapatkan isi sekitar satu ons. "Kan itu namanya rugi, karena tidak sesuai dengan modal atau tenaga yang keluar," katanya.
"Biasanya kalau keadaan baik, satu karung kacang tanah masih pakai kulit itu, hasil bersihnya minimal lima kilogram isi. Keadaan kacang kulit yang banyak kosong isinya, karena pengaruh musim kemarau panjang," ujarnya.
Padahal, pertumbuhan awal tanaman kacang tanah itu cukup baik. Tetapi akibat musim kemarau panjang hasil hampir tidak ada, ujar Miah.
Kebon kacang tanah milik keluarga Miah itu di daerah Liang Anggang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalsel (25 kilometer timur laut Banjarmasin).
Musim kemarau panjang, bukan cuma menurunkan produktivitas perkebunan, tetapi banyak pula tanaman pekarangan yang mati, karena kurang mendapat siraman air, seperti di Banjarbaru.
Sebab, air ledeng (PDAM) kurang mengucur, sementara air sumur juga mulai mengering, karena tidak ada guruyan hujan yang berarti dalam dua bulan terakhir, sehingga sulit untuk mengambil.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Keluarga Miah, warga Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalsel, Sabtu, mengungkapkan, sebelum tiba musim kemarau atau sekitar tiga bulan lalu menanam kacang tanah beberapa hektare (ha).
"Namun ketika panen, hasilnya sangat jauh dari harapan atau sangat tidak menguntungkan," tutur ibu dari dua anak itu di kediamannya.
Sebagai contoh satu karung (goni) kacang tanah (masih pakai kulit) hasil panen pekan lalu, hanya mendapatkan isi sekitar satu ons. "Kan itu namanya rugi, karena tidak sesuai dengan modal atau tenaga yang keluar," katanya.
"Biasanya kalau keadaan baik, satu karung kacang tanah masih pakai kulit itu, hasil bersihnya minimal lima kilogram isi. Keadaan kacang kulit yang banyak kosong isinya, karena pengaruh musim kemarau panjang," ujarnya.
Padahal, pertumbuhan awal tanaman kacang tanah itu cukup baik. Tetapi akibat musim kemarau panjang hasil hampir tidak ada, ujar Miah.
Kebon kacang tanah milik keluarga Miah itu di daerah Liang Anggang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalsel (25 kilometer timur laut Banjarmasin).
Musim kemarau panjang, bukan cuma menurunkan produktivitas perkebunan, tetapi banyak pula tanaman pekarangan yang mati, karena kurang mendapat siraman air, seperti di Banjarbaru.
Sebab, air ledeng (PDAM) kurang mengucur, sementara air sumur juga mulai mengering, karena tidak ada guruyan hujan yang berarti dalam dua bulan terakhir, sehingga sulit untuk mengambil.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014