Wakil Ketua DPRD Hulu Sungai Selatan (HSS) HM Kusasi, meminta agar PT Antang Gunung Meratus (AGM) lebih mempeketat pengawasan di lahan areal Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), supaya tidak terjadi Penambangan Tanpa Izin (Peti).

Ia mengatakan, seyogyanya PT AGMlah yang punya pengawasan, agar area-area mereka itu tidak terjadi penambangan yang tidak sesuai dengan undang-undang yang berlaku, seperti peti.

"Kami khawatir nanti mereka tutup mata, seolah mereka ada kerja sama sehingga ditutupi dengan PKP2B mereka, dan yang ruginya masyarakat dan pemerintah daerah," katanya, saat melakukan peninjauan di lokasi peti, sekitar Situs Cagar Budaya Benteng Madang, Di Desa Madang, Kecamatan Batung.

Baca juga: Video-DPRD HSS turun langsung cek lokasi tambang liar sekitar Situs Benteng Madang

Dijelaskan dia, berharap atas nama masyarakat kepada pemilik kontrak karya dalam hal ini PT AGM untuk lebih intensif untuk melakukan pengawasan-pengawasan, karena ini barang kali ini tidak rahasia lagi karena tugas mereka.

PT AGM pasti akan tahu karena penambangan ini apalagi dikerjakan dengan alat berat, itu pasti sudah memakan waktu dan pasti ada prosesnya serta kalau sudah sampai pengiriman yang banyak baru terkejut.

"Jadi, pihaknya kembali menghimbau kepada pemilik kontrak PT AGM lebih intensif untuk melakukan pengawasan, dan bukan saja di daerah sekitar Benteng Madang, Padang Batung namun di daerah-daerah lain, yang termasuk dalam konsensus area di PT AGM," katanya, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Pencemaran sungai Amandit, Dispera KPLH HSS temukan 20 mesin sedot pasir

Sebagaimana diketahui sebelumnya, berdasarkan laporan masyarakat ada aktifitas peti yang mengancam keberadaan situs cagar budaya Benteng Madang, karena lokasinya tersebut tidak terlalu jauh dengan situs tersebut.

Dalam peninjauan di lapangan oleh DPRD HST memang tidak ditemukan lagi aktifitas penambangan ataupun alat berat, namun sisa penambangan terlihat dengan tumpukan batu bara dan galian menyisakan lobang dan lumpur.

Peti tersebut menjadi keresahan masyarakat karena aktifitas penambangan dilakukan di malam hari, serta pengangkutan hasil tambang liar menggunakan puluhan armada truk melalui jalan daerah, sempat mengakibatkan kerusakan jalan namun langsung dilakukan perbaikan karena masih dalam tahap pemeliharaan.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020