Amuntai, (AntaranewsKalsel) - Petani padi di Kawasan Polder Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, menanam padi di musim kemarau ini secara bergiliran karena belum meratanya irigasi mengaliri lahan pertanian milik mereka.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Budhi Rahmadi, di Amuntai, Senin, mengatakan petani di Desa Sungai Luang Kecamatan Babirik belum bisa melakukan penanaman padi, karena wilayah desanya termasuk tempat terakhir pembuangan air irigasi dari Polder Alabio, sehingga lahan pertanian masih tergenang air.

Padahal petani lainnya di kawasan polder sebagian sudah melakukan panen, dan sebagian lagi mulai bercocok tanam karena kondisi lahan rawa yang mulai surut di musim kemarau ini, sehingga sangat baik untuk bercocok tanam padi.

Menurut Budhi, tidak meratanya masa tanam padi dikawasan Polder Alabio disebabkan air irigasi belum merata mengaliri lahan pertanian milik petani di empat wilayah kecamatan yang masuk wilayah Polder.

"Masih diperlukan penambahan pintu sadap untuk membagi-bagikan aliran air ke saluran tersier sehingga air lebih merata lagi mengaliri lahan milik petani," kata Budhi.

Budhi menuturkan beberapa kawasan lahan pertanian yang masih kurang teraliri air irigasi, diantaranya di Desa Hambuku Hulu, Hambuku Tengah dan Teluk Sinar.

Padahal, kata dia, aliran air irigasi yang disedot dari Sungai Nagara ini mencukupi untuk mengaliri sekitar 6.000 hektare lahan di empat kecamatan yang masuk kawasan polder, meski debit air sungai mulai menurun seiring musim kemarau.

Apalagi, sambung Budhi, beberapa pintu sadap sudah ditutup untuk mengaliri lahan pertanian yang sudah lebih dulu panen sehingga air semakin melimpah di lokasi pembuangan air di sejumlah desa di Kecamatan Babirik.

Sejumlah pintu sadap harus ditutup, selain agar air irigasi bisa digilirkan ke lahan pertanian lainnya, juga agar hama tikus akan merusak padi yang di panen.

"Kalau air tidak ditutup, tikus cepat berkembang di lahan yg sudah dipanen," katanya.

Budhi yang juga menjabat Kepala Desa Teluk Betung, yang juga menjadi lokasi penyedotan air Polder Alabio ini bersyukur sejak 10 hari uji coba penyaluran air di Polder Alabio pasca rehabilitasi, semakin banyak lahan pertanian yang bisa dialiri air irigasi.

"Semestinya air bisa merata lagi seandainya ditambah pintu sadap," imbuhnya.

Budhi menambahkan, sejumlah petani bahkan bergotong royong menyumbat saluran tersier yang jebol demi kelancaran saluran air.

Ketua KTNA yang pernah magang di Jepang ini menyayangkan kurang terjalinnya komunikasi antara petani dengan pejabat terkait di Dinas Pekerjaan Umum (PU) terkait pemompaan air di polder yang dianggap belum merata ini.

Pewarta: ulul maskuriah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014