Terjadinya Pandemi COVID-19 dikhawatirkan menyumbang peningkatan penderita Stroke karena aktivitas masyarakat lebih banyak didalam rumah mengakibatkan malas bergerak (mager) sehingga menimbun kolesterol atau lemak dalam aliran darah mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
Dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pambalah Batung dr Giri Wicaksono S.Sp.N di Amuntai, Rabu (28/10) mengatakan kunci memghindari terjadinya Stoke adalah pola makan yang sehat dan banyak bergerak atau olahraga.
"Jika kita banyak bergerak, maka otomatis aliran darah menjadi lancar dan mengurangi terjadinya stroke," ujar dr Giri.
Giri mengatakan, stoke bisa disebabkan penyumbatan dipembuluh darah (Iskemik) dan pecahnya pembuluh darah (Hemoragik) yang harus ditangani secepatnya.
Seiring momentum Hari Stroke Dunia 2020 dr Giri mengajak masyarakat agar selalu bergerak baik dengan berolah raga ataupun beraktifitas lainya tentunya tetap mematuhi Protokol Kesehatan karena Stroke dan COVID-19 sama berbahayanya dan bisa di cegah.
Menjadi nara sumber acara dialog interaktif yang dilaksanakan oleh Dinas Kominfo Kabupaten HSU yang disiarkan langsung (live) melalui Komingo TV, dr Giri menjelaskan, Penyakit Stroke disebabkan rusaknya otak sehingga hilangnya fungsi otak disebabkan terhambatnya aliran darah yang membawa oksigen ke otak.
Aliran darah terhambat menuju otak karena terjadi penyumbatan pembuluh darah akibat timbunn kolesterol dan lemak yang berasal dari pola makan tidak sehat.
Ia menginformasikan bahwa stroke merupakan penyakit yang menempati urutan ke 2 dunia setelah penyakit jantung yang menyebabkan kematian hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan oleh WHO sedangkan di Indonesia stroke ini peringkat pertama penyebab kematian sesuai dengan data dari riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan pada 2018.
Penanganan pasien stroke, lanjutnya harus secepatnya sejak pasien terserang stroke terdapat sekitar tiga hingga empat jam setengah waktu 'emas' untuk penanganannya agar cacat akibat stroke tersebut bisa diminimalisir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pambalah Batung dr Giri Wicaksono S.Sp.N di Amuntai, Rabu (28/10) mengatakan kunci memghindari terjadinya Stoke adalah pola makan yang sehat dan banyak bergerak atau olahraga.
"Jika kita banyak bergerak, maka otomatis aliran darah menjadi lancar dan mengurangi terjadinya stroke," ujar dr Giri.
Giri mengatakan, stoke bisa disebabkan penyumbatan dipembuluh darah (Iskemik) dan pecahnya pembuluh darah (Hemoragik) yang harus ditangani secepatnya.
Seiring momentum Hari Stroke Dunia 2020 dr Giri mengajak masyarakat agar selalu bergerak baik dengan berolah raga ataupun beraktifitas lainya tentunya tetap mematuhi Protokol Kesehatan karena Stroke dan COVID-19 sama berbahayanya dan bisa di cegah.
Menjadi nara sumber acara dialog interaktif yang dilaksanakan oleh Dinas Kominfo Kabupaten HSU yang disiarkan langsung (live) melalui Komingo TV, dr Giri menjelaskan, Penyakit Stroke disebabkan rusaknya otak sehingga hilangnya fungsi otak disebabkan terhambatnya aliran darah yang membawa oksigen ke otak.
Aliran darah terhambat menuju otak karena terjadi penyumbatan pembuluh darah akibat timbunn kolesterol dan lemak yang berasal dari pola makan tidak sehat.
Ia menginformasikan bahwa stroke merupakan penyakit yang menempati urutan ke 2 dunia setelah penyakit jantung yang menyebabkan kematian hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan oleh WHO sedangkan di Indonesia stroke ini peringkat pertama penyebab kematian sesuai dengan data dari riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan pada 2018.
Penanganan pasien stroke, lanjutnya harus secepatnya sejak pasien terserang stroke terdapat sekitar tiga hingga empat jam setengah waktu 'emas' untuk penanganannya agar cacat akibat stroke tersebut bisa diminimalisir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020