Tokoh Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Provinsi Kalimantan Selatan Djahidin wafat pada usia 74 tahun pada Selasa (20/10) pukul 21.15 WITA.

Djahidin wafat diduga karena mengalami serangan jantung saat di rumahnya di Sungai Jingah, Banjarmasin Utara dan dimakamkan di kampung halamannya tersebut, Rabu.

Sebagian seniman dan budayawan Kalsel mengiringi pemakaman tokoh LASQI Kalsel yang sudah melanglang buana secara nasional itu.

"Dia (Djahidin) masuk juri nasional pada kegiatan LASQI," ujar Hasbullah, salah satu tokoh senior kesenian dan kebudayaan Kalsel saat melayat pemakaman Djahidin.

Menurut dia, almarhum Djahidin sangat konsen di bidang kesenian qasidah tersebut, bahkan salah satu ahli dalam kesenian alat terbang kasidah di daerah ini.

"Keahliannya dalam kesenian qasidah tidak bisa diragukan lagi, bisa dikatakan tokohnya qasidah di Kalsel ini," ujar Hasbullah.

Hasbullah yang merupakan tokoh kesenian teater tradisi Mamanda tersebut menyatakan sangat dekat dengan almarhum Djahidin, sebab pernah sepanggung.

"Jadi almarhum Djahidin juga seniman Mamanda, dia biasa memerankan karakter hadam atau peran pembantu, biasa dia tampil dengan ketekan (ketapel) besar," ucapnya.

Tidak hanya pernah tampil bersama dipentas nasional, kata Hasbullah, pernah tampil sepanggung di Serawak, Malaysia.

"Banyak kenangan dengan dia, orangnya baik dan humanis," katanya.

Mantan Kepala Taman Budaya Kalsel Akhmadi Sofyan atau Ennor Karli memaparkan juga bahwa Djahidin sangat banyak jasanya bagi kesenian daerah, tidak hanya qasidah dan Mamanda, tapi juga bagi musik Banjar.

"Almarhum Djahidin juga pernah mengarang lagu Banjar, dia seniman serba bisa juga," tuturnya.

Ennos Karli meminta semua seniman dan budayawan untuk mendoakan almarhum Djahidin husnul khatimah.



 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020