Sebanyak 150 peserta dari 21 negara mengikuti kursus musim panas daring tentang ilmu primata yang diadakan Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PSSP-LPPM) IPB University.
"Acara ini untuk memperkenalkan ilmu primata secara lebih luas sehingga peserta pelatihan dapat memahami satwa primata," kata Kepala PSSP IPB Unniversity Huda S Darusman melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Kegiatan bertema "Glossary of Scientific to Support Primates Ecology and Conservation" yang diadakan selama lima hari dan berakhir pada Jumat (9/10) itu membicarakan tentang primata secara umum, taksonomi, teknik observasi dan metode survei populasi satwa primata serta pengambilan sampel biologi.
Kursus tersebut juga membahas tentang konflik yang terjadi antara manusia dengan satwa primata dan kemungkinan penularan penyakit secara zoonosis, serta etika yang harus dipahami saat melakukan penelitian menggunakan satwa primata baik di laboratorium maupun di alam.
"Peserta adalah mahasiswa S1, S2, dan S3 yang memiliki minat di bidang primatologi dari India, Bangladesh, Nepal, Malaysia, Argentina, Chile, Filipina, Australia, Peru, Amerika Serikat, dan banyak lagi," katanya.
Acara tersebut menghadirkan sejumlah pembicara terbaik di bidangnya, antara lain Prof Jann Hau dari Universitas Coppenhagen, Prof Randall C Kyes dari Universitas Washington, Prof Koudy Williams dan Jullie Benington DVM dari Universitas Wake forest, Prof Suchinda Malaivijitnon dari Universitas Chulalongkorn, Yamato Tsuji dari Universitas Shensu, Takeshi Annoura dari National Institute of Infectious Diseases Tokyo, Catherine Machalaba, dan James Desmond dari Eco Health Alliance.
Dari IPB University dan PSSP juga mengirimkan sejumlah pembicara terbaik, antara lain Prof Dondin Sajuthi, Joko Pamungkas, Huda Darusman, dan Entang Iskandar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Acara ini untuk memperkenalkan ilmu primata secara lebih luas sehingga peserta pelatihan dapat memahami satwa primata," kata Kepala PSSP IPB Unniversity Huda S Darusman melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Kegiatan bertema "Glossary of Scientific to Support Primates Ecology and Conservation" yang diadakan selama lima hari dan berakhir pada Jumat (9/10) itu membicarakan tentang primata secara umum, taksonomi, teknik observasi dan metode survei populasi satwa primata serta pengambilan sampel biologi.
Kursus tersebut juga membahas tentang konflik yang terjadi antara manusia dengan satwa primata dan kemungkinan penularan penyakit secara zoonosis, serta etika yang harus dipahami saat melakukan penelitian menggunakan satwa primata baik di laboratorium maupun di alam.
"Peserta adalah mahasiswa S1, S2, dan S3 yang memiliki minat di bidang primatologi dari India, Bangladesh, Nepal, Malaysia, Argentina, Chile, Filipina, Australia, Peru, Amerika Serikat, dan banyak lagi," katanya.
Acara tersebut menghadirkan sejumlah pembicara terbaik di bidangnya, antara lain Prof Jann Hau dari Universitas Coppenhagen, Prof Randall C Kyes dari Universitas Washington, Prof Koudy Williams dan Jullie Benington DVM dari Universitas Wake forest, Prof Suchinda Malaivijitnon dari Universitas Chulalongkorn, Yamato Tsuji dari Universitas Shensu, Takeshi Annoura dari National Institute of Infectious Diseases Tokyo, Catherine Machalaba, dan James Desmond dari Eco Health Alliance.
Dari IPB University dan PSSP juga mengirimkan sejumlah pembicara terbaik, antara lain Prof Dondin Sajuthi, Joko Pamungkas, Huda Darusman, dan Entang Iskandar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020