Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Keberadaan dokter spesialis di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kini menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi di daerah ini selama Agustus 2014 selain obat resep dokter dan tarif rumah sakit.


Data laju inflasi yang disampaikan Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan bulan Agustus 2014, mendapatkan perhatian serius dari Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Arsyadi di Banjarmasin, Selasa.

Menurut dia, data yang menyebutkan salah satu faktor pemicu inflasi yaitu keberadaan dokter spesialis, resep obat dari dokter dan tarif rumah sakit perlu mendapatkan perhatian, sebab saat ini pemerintah telah memberlakukan pelayanan kesehatan gratis melalui BPJS.

"Bagaimana ceritanya sehingga dokter spesialis dan sektor kesehatan lainnya bisa memicu terjadinya inflasi," katanya.

Kepala Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum dr IBG Dharma Putra mengungkapkan, bahwa selama ini ada kecenderungan terjadi perpindahan pasien rumah sakit ke tempat praktik dokter spesialis.

Beberapa pasien rumah sakit, yang awalnya dilayani di rumah sakit, cenderung memilih kembali berobat ke dokter spesialis yang melakukan praktik di tempat lain, karena merasa lebih yakin dengan obat-obatan yang diresepkan di tempat praktik.

Hal tersebut terjadi, tambah dia, karena belum adanya sosialisasi bahwa pemanfaatan obat generik memiliki kasiat yang sama dengan obat paten yang diresepkan oleh dokter di tempat praktik.

Kurangnya sosialisasi tentang obat generik tersebut, tambah dia, diperkirakan menjadi salah satu pemicu terjadinya peningkatan belanja obat-obatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Sebagaimana data yang disampaikan BPS Kalimantan Selatan, pada Agustus 2014, di Kota Banjarmasin terjadi inflasi sebesar 0,02 persen.

Laju inflasi kumulatif tahun 2014 (Agustus 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 3,15 persen dan laju inflasi "year on year" adalah 3,93 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikanan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin antara lain tarif rumah sakit, obat dengan resep, tarip listrik, beras, roti manis, pemeliharaan/service, udang basah, dokter spesialis, melon,rekreasi.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain angkutan udara, bawang merah, ikan gabus, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang putih, tomat sayur, jeruk, ikan layang/benggol, ikan saluang.

Di Kota Banjarmasin, dari tujuh kelompok pengeluaran, empat kelompok mengalami kenaikan indeks harga yaitukelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,64 persen, perumahan, air, listrik,gas dan bahan bakarsebesar 0,73 persen, kesehatan sebesar 5,54 persen, pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,08 persen.

Sedangkan 3 kelompok lainnya mengalami penurunan indeks harga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,59 persen, kelompok sandang sebesar 0,18 persen, kelompok transpor, komunikasi & olah raga sebesar 2,98 persen.   

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014