Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Acara pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kalimantan Selatan masa jabatan 2014 - 2019 yang berlangsung Selasa, diwarnai aksi unjukrasa dari mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di provinsi tersebut.


Pengunjukrasa gabungan dari Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Syariah & Ekonomi Islam, UKM Anak-Anak Syariah (Asri) dan Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (LSISK) itu mau bertemu dengan anggota baru DPRD Kalsel, untuk menyampaikan beberapa tuntutan.

Namun pengunjukrasa itu terpaksa bertahan di luar pagar halaman "Rumah Banjar" (Gedung DPRD Kalsel) hingga selesai acara pengucapan sumpah/janji para wakil rakyat tingkat provinsi hasil Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) tahun 2014 tersebut.

Sebelum bertemu dengan anggota baru DPRD Kalsel, pengunjukrasa tersebut berorasi yang intinya menuntut agar para wakil rakyat tersebut merealisasikan janji-janji ketika mencalonkan diri untuk menjadi anggota legislatif tingkat provinsi itu.

Selain itu, mereka menuntut agar wakil-wakil rakyat tersebut mengoptimalkan kinerja selama lima tahun ke depan, serta menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan baik dan sebijak mungkin.

Usai acara pengucapan sumpah/janji, Ketua sementara DPRD Kalsel Hj Noormiliyani Aberani Sulaiman bersama wakil ketua sementara H Muhaimin dan seorang anggota baru lembaga legislatif tingkat provinsi tersebut HM Rosehan NB menemui pengunjukrasa.

Ketua sementara DPRD Kalsel yang juga putri dari H Aberani Sulaiman alm (Gubernur Kalsel tahun 1960-an) itu menyatakan, pihaknya memaklumi atau memahami tuntutan pengunjukrasa tersebut.

"Insya Allah secara pribadi, dan akan mengajak anggota DPRD lainnya agar memenuhi tuntutan pengunjukrasa, yang pada dasarnya baik, serta guna kemaslahatan daerah dan masyarakat kita," tandas Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel itu.

Kader Partai Golkar yang juga istri H Hasanuddin Murad (Bupati Batola) itu menyatakan, dirinya selalu terbuka untuk berdialog, menerima aspirasi atau kritik yang bersifat konstruktif.

Oleh sebab itu, menurut dia, kurang baik berunjungrasa dalam menyampaikan tuntutan atau aspirasi. "Mari kita dialogkan, untuk bersama-sama mencari solusi terbaik dari setiap permasalahan," ajak wakil rakyat yang menyandang gelar sarjana hukum itu.

"Sebagai wakil rakyat, secara pribadi saya sejak pagi hingga sore (sesuai jam kerja di DPRD) pada dasarnya siap untuk berdialog. Tapi tolong, kalau bisa berikan pula aku mengurusi keluarga/rumah tangga pada sore hingga malam," katanya.

  "Karena walau di satu sisi sebagai wakil rakyat, namun di sisi lain saya juga seorang istri dan ibu rumah tangga, yang juga mempunyai tanggung terhadap suami atau keluarga," demikian Noormiliyani.    

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014