Koordinator Divisi Analisa Pengolahan Data dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Cita Kristianti mengatakan,
saat ini tingkat persentase tes swab di Kabupaten Tanah Laut 1,5 persen dari jumlah total penduduk atau lima orang yang di tes swab per seribu penduduk.
"Angka tersebut jauh melampaui capaian nasional maupun tingkat provinsi yang masih dibawah satu persen per total jumlah penduduk,"ujar Koordinator Divisi Analisa Pengolahan Data dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tanah Laut Cita Kristianti, pada program Ngopi Bareng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (Ngorbit) Tanah Laut bersama Bupati Tanah Laut HM Sukamta, di ruang Direktur RSUD H Boejasin Pelaihari, Kamis (27/8).
Cita mengungkapkan, dari berbagai indikator yang ada, penanganan COVID-19 di daerah tersebut semakin membaik.
"Tingkat kesembuhan kita 65 persen, tingkat kematian hanya 2,2 persen. Trennya semakin membaik, ini tentunya berkat usaha dari pemerintah daerah, tim gugus tugas dan tentunya masyarakat kita karena kuncinya adalah masyarakat,"jelasnya.
Sementara itu, Bupati Tanah Laut HM Sukamta mengatakan, langkah saat ini yang pihaknya ambil untuk penanganan dan pencegahan COVID-19 di Tanah Laut melalui Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor : 99 Tahun 2020, tentang protokol kesehatan COVID-19 yang saat ini sedang masif disosialisasikan kepada masyarakat.
Sukamta menekankan, saat ini pihaknya fokus dengan pendekatan persuasif kepada masyarakat.
"Sanksi administrasi itu ada, namun itu langkah terakhir jika memang masyarakat berkali-kali melanggar perbup tersebut. Ini semua supaya masyarakat kita benar-benar sadar,"jelasnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Tanah Laut tersebut memisalkan, orang yang terkena sakit cacar saja dijauhi, bahkan disuruh mengurung diri di rumah serta tidak diperbolehkan melakukan kontak fisik dengan orang lain.
"Cacar saja yang tidak mematikan kita harus menjaga jarak fisik dan tidak boleh melakukan kontak langsung, apalagi COVID-19 yang mematikan ini justru kita harus lebih berhati-hati,"tegasnya.
Lebih lanjut dia juga mengungkapkan, alasan dibukanya kembali objek wisata yang ada di daerah tersebut untuk hidupnya denyut nadi ekonomi.
Karena jika ekonomi mati, terang dia, maka masyarakat terancam kelaparan.
“Kalau ekonomi tidak jalan masyarakat kita bisa mati karena kelaparan, makanya dari awal saya menolak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun kita ganti dengan Pemeriksaan Secara Besar-Besaran. Objek wisata juga kami bina para petugasnya supaya para pengunjung tetap menaati protokol kesehatan COVID-19,”terangnya.
Sukamta berpesan, agar masyarakat dapat menaati anjuran dan imbauan dari pemerintah agar pandemi segera berakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
saat ini tingkat persentase tes swab di Kabupaten Tanah Laut 1,5 persen dari jumlah total penduduk atau lima orang yang di tes swab per seribu penduduk.
"Angka tersebut jauh melampaui capaian nasional maupun tingkat provinsi yang masih dibawah satu persen per total jumlah penduduk,"ujar Koordinator Divisi Analisa Pengolahan Data dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tanah Laut Cita Kristianti, pada program Ngopi Bareng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (Ngorbit) Tanah Laut bersama Bupati Tanah Laut HM Sukamta, di ruang Direktur RSUD H Boejasin Pelaihari, Kamis (27/8).
Cita mengungkapkan, dari berbagai indikator yang ada, penanganan COVID-19 di daerah tersebut semakin membaik.
"Tingkat kesembuhan kita 65 persen, tingkat kematian hanya 2,2 persen. Trennya semakin membaik, ini tentunya berkat usaha dari pemerintah daerah, tim gugus tugas dan tentunya masyarakat kita karena kuncinya adalah masyarakat,"jelasnya.
Sementara itu, Bupati Tanah Laut HM Sukamta mengatakan, langkah saat ini yang pihaknya ambil untuk penanganan dan pencegahan COVID-19 di Tanah Laut melalui Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor : 99 Tahun 2020, tentang protokol kesehatan COVID-19 yang saat ini sedang masif disosialisasikan kepada masyarakat.
Sukamta menekankan, saat ini pihaknya fokus dengan pendekatan persuasif kepada masyarakat.
"Sanksi administrasi itu ada, namun itu langkah terakhir jika memang masyarakat berkali-kali melanggar perbup tersebut. Ini semua supaya masyarakat kita benar-benar sadar,"jelasnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Tanah Laut tersebut memisalkan, orang yang terkena sakit cacar saja dijauhi, bahkan disuruh mengurung diri di rumah serta tidak diperbolehkan melakukan kontak fisik dengan orang lain.
"Cacar saja yang tidak mematikan kita harus menjaga jarak fisik dan tidak boleh melakukan kontak langsung, apalagi COVID-19 yang mematikan ini justru kita harus lebih berhati-hati,"tegasnya.
Lebih lanjut dia juga mengungkapkan, alasan dibukanya kembali objek wisata yang ada di daerah tersebut untuk hidupnya denyut nadi ekonomi.
Karena jika ekonomi mati, terang dia, maka masyarakat terancam kelaparan.
“Kalau ekonomi tidak jalan masyarakat kita bisa mati karena kelaparan, makanya dari awal saya menolak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun kita ganti dengan Pemeriksaan Secara Besar-Besaran. Objek wisata juga kami bina para petugasnya supaya para pengunjung tetap menaati protokol kesehatan COVID-19,”terangnya.
Sukamta berpesan, agar masyarakat dapat menaati anjuran dan imbauan dari pemerintah agar pandemi segera berakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020