Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Produksi batu bara perusahaan pertambangan PT Adaro Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Tabalong, dan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, belum mencapai puncak.


Hal itu diungkapkan Public Relation (PR) Bidang Media perusahaan pertambangan di provinsi tersebut Risman di sela-sela berbuka puasa bersama wartawan/karyawan Kantor Berita Antara Kalsel, di Banjarmasin, Kamis sore.

Perusahaan pertambangan batu bara generasi pertama di Kalsel itu, menurut rencana memproduksi "emas hitam" sebanyak 80 juta ton/tahun pada saat puncak produksi.

Namun juru bicara perusahaan pertambangan padat modal itu tidak menyebutkan, kapan puncak produksi batu bara perusahaannya tersebut, kecuali mengungkapkan, batas waktu operasional berakhir tahun 2022.

"Target produksi perusahaan yang memegang izin berupa perjanjian kontrak karya penambangan batu bara (PKP2B) tersebut pada tahun 2014 sebanyak 52 juta ton emas hitam," ujarnya menjawab Antara Kalsel.

Perusahaan yang melakukan penambangan batu bara di wilayah Kabupaten Tabalong dan Balangan tersebut, merupakan terbesar saat ini dibandingkan dengan sejumlah perusahaan pertambangan serupa di Kalsel.

"Bukan cuma sebagai perusahaan pertambangan batu bara di Kalsel, tapi kami berusaha menjadi contoh bagi perusahaan serupa di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota ini," lanjutnya.

Mantan wartawan yang kini berkiprah di dunia corporate itu, menyatakan, media massa (termasuk Kantor Berita Antara) merupakan mitra kerja perusahaannya yang harus tetap terjaga hubungan timbal balik.

"Karena itu kami akan selalu berusaha menjalin dan menjaga kerjasama dengan berbagai media massa, terutama dalam memajukan pembangunan daerah dan masyarakat Kalsel," demikian Risman.

Sementara itu, Kepala Biro Antara Kalsel Abdul Hakim Muhidin menawarkan kerjasama dengan Adaro, dalam menyebarkan berbagai informasi, antara lain terkait kegiatan pertambangan dan dana Corporate Social Responsibility (CSR).

Pada kesempatan itu pula Karo Antara Kalsel memperkenaklkan berbagai produk Perum Kantor Berita Indonesia atau yang dulu dikenal dengan nama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014