Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pengamat pertanian di Kalimantan Selatan H Hasmy Fadillah Akbar mengkhawatirkan produksi padi di provinsi itu menurun pada masa mendatang.


"Kekhawatiran saya mungkin cukup beralasan, bila dikaitkan dengan hasil Sensus Pertanian 2013," ujar alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) yang berkampus di Banjarbaru itu, Rabu.

"Apalagi dalam perkembangan terakhir makin berkurangnya lahan pertanian tanaman pangan (terutama untuk jenis padi) di provinsi kita," lanjutnya menyawab Antara Kalsel.

Sebagai contoh di Kabupaten Banjar yang bukan saja sebagai salah satu sentra pertanian di Kalsel, tapi juga merupakan lumbung padi provinsi, semula luas lahan pertanian tanaman pangan mencapai 40.000 hektare (ha), kini disisakan belasan ribu hektare saja lagi.

Belum lagi faktor lain, tambah anggota DPRD Kalsel, seperti keadaan musim yang belakangan juga semakin sulit memperkirakan bisa pula berdampak pada produksi padi di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut.

"Keadaan tersebut tak bisa kita biarkan, tapi harus dicarikan solusinya agar petani menekuni usaha mereka dan tidak mengalihfungsikan lahan pertaniannya," ujar mantan staf pimpinan Kanwil Departemen Pertanian Kalsel itu.

"Salah satu solusi agar pemerintah daerah turut membantu mengatasi permasalahan petani, seperti persoalan pupuk yang sering mereka hadapi saat tanam dan menurunnya harga padi ketika musim panen," lanjutnya.

Menurut dia, bila permasalahan petani tak kunjung teratasi atau kurang mendapat perhatian yang lebih serius dari pemerintah, maka tidak mustahil mereka mencari usaha lain yang mungkin lebih menguntungkan.

"Jadi bukan hal aneh hasil Sensus Pertanian/Sensus Tani (ST) di Kalsel 2013, yang menunjukkan jumlah rumah tangga usaha tanaman padi mengalami penurunan," demikian Hasmy Fadillah Akbar.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Dyan Pramono Effendi mengungkapkan, hasil ST 2013 di provinsinya jumlah rumah tangga usaha tanaman padi sebanyak 309.702 rumah tangga, mengalami penurunan 3,58 persen atu 11.496 rumah tangga dibandingkan 2003.

Sedangkan jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel dalam kurun waktu 2003 - 2013 meningkat 14.665 rumah tangga atau naik 85,91 persen tiap tahun.

  Begitu pula rumah tangga usaha karet dalam kurun waktu 2003 - 2013 di Kalsel meningkat 80.654 rumah tangga atau 9,96 persen tiap tahun, demikian Dyan Pramono Effendi. /e    

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014