Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor didampingi sejumlah alim ulama Martapura dan Banjarbaru meletakkan batu pertama dan menentukan arah kiblat Masjid Bambu Kiram KH Abdul Qodir Hasan yang terletak di Desa Kiram Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Jumat.
Menurut Gubernur di Kiram, Kabupaten Banjar, Masjid Bambu yang berada di lokasi wisata tersebut diharapkan akan menjadi pusat dakwah Islam sekaligus sebagai tempat wisata religi.
Masjid yang dibangun berlantai dua tersebut, akan menggunakan arsitek layaknya Masjid Jami Banjarmasin yang merupakan masjid tertua di Kalsel.
Gubernur memulai peletakan batu pertama pembangunan masjid diikuti KH Wildan Salman, dan Ketua DPRD Kalsel Sufian HK dan beberapa ulama lainnya.
"Saya bersyukur pembangunan masjid dapat mulai dilaksanakan. Ia berpesan agar masjid dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk sarana Shalat berjamaah sekaligus tempat menuntut ilmu," katanya.
Dia juga berharap, masjid tersebut akan benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai syiar Islam.
Masjid juga dibangun sebagai pelengkap objek wisata Kiram. “Masjid ini juga sebagai pelengkap objek wisata sehingga pengunjung bisa singgah melaksanakan Shalat disini,” kata Paman Birin.
KH Wildan Salman mendoakan agar dalam pembangunan masjid berjalan lancar tanpa kendala. Ia juga berharap agar dengan dibangunnnya masjid bambu di Kiram dapat membentuk orang-orang yang bertakwa.
“Semoga dengan adanya masjid di sini nanti dapat membentuk manusia yang bertakwa,” kata Guru Wildan.
Kepala Dinas Pu Kalsel Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan masjid dibangun di atas lahan seluas 7.900 meter persegi. "Lahan tersebut milik Pemprov Kalsel dan akan dihibahkan kepada masyarakat setempat,” kata Roy
Masjid Bambu Kiram dibangun dengan anggaran Rp11,9 milyar. Arsiteknya yang menonjol mengambil contoh ciri khas Masjid tertua di Kalsel yakni Masjid Sultan Suriansyah .
Masjid akan dibangun dengan dua tingkat. Tingkat pertama digunakan untuk tempat wudhu dan WC serta teras Sedangkan lantai dua untuk tempat ibadah.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir Danrem 101 Antasari Brigjen Firmansyah, perwakilan Kapolda Kalsel, serta undangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Menurut Gubernur di Kiram, Kabupaten Banjar, Masjid Bambu yang berada di lokasi wisata tersebut diharapkan akan menjadi pusat dakwah Islam sekaligus sebagai tempat wisata religi.
Masjid yang dibangun berlantai dua tersebut, akan menggunakan arsitek layaknya Masjid Jami Banjarmasin yang merupakan masjid tertua di Kalsel.
Gubernur memulai peletakan batu pertama pembangunan masjid diikuti KH Wildan Salman, dan Ketua DPRD Kalsel Sufian HK dan beberapa ulama lainnya.
"Saya bersyukur pembangunan masjid dapat mulai dilaksanakan. Ia berpesan agar masjid dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk sarana Shalat berjamaah sekaligus tempat menuntut ilmu," katanya.
Dia juga berharap, masjid tersebut akan benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai syiar Islam.
Masjid juga dibangun sebagai pelengkap objek wisata Kiram. “Masjid ini juga sebagai pelengkap objek wisata sehingga pengunjung bisa singgah melaksanakan Shalat disini,” kata Paman Birin.
KH Wildan Salman mendoakan agar dalam pembangunan masjid berjalan lancar tanpa kendala. Ia juga berharap agar dengan dibangunnnya masjid bambu di Kiram dapat membentuk orang-orang yang bertakwa.
“Semoga dengan adanya masjid di sini nanti dapat membentuk manusia yang bertakwa,” kata Guru Wildan.
Kepala Dinas Pu Kalsel Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan masjid dibangun di atas lahan seluas 7.900 meter persegi. "Lahan tersebut milik Pemprov Kalsel dan akan dihibahkan kepada masyarakat setempat,” kata Roy
Masjid Bambu Kiram dibangun dengan anggaran Rp11,9 milyar. Arsiteknya yang menonjol mengambil contoh ciri khas Masjid tertua di Kalsel yakni Masjid Sultan Suriansyah .
Masjid akan dibangun dengan dua tingkat. Tingkat pertama digunakan untuk tempat wudhu dan WC serta teras Sedangkan lantai dua untuk tempat ibadah.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir Danrem 101 Antasari Brigjen Firmansyah, perwakilan Kapolda Kalsel, serta undangan lainnya.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020