Kepala Galeri Nasional Pustanto meyakini seni rupa di Provinsi Kalimantan Selatan bisa bangkit, karena memiliki ikon perupa kebanggaan Indonesia, yakni, Gusti Sholihin.

Menurut dia dalam kegiatan dialog seni rupa Kalimantan Selatan bertema "Memandang keluar batas sungai" Menimbang seni rupa Kalsel dalam paradigma global di Taman Budaya Kalsel, Rabu, secara virtual, galeri Nasional sangat hormat dengan Gusti Sholihin.

Menurut dia, banyak perupa yang menjadi ikon di Indonesia, tiga diantaranya adalah Raden Saleh kelahiran Semarang, Afandi kelahiran Ceribon dan Gusti Sholihin dari Kalsel.

"Khusus untuk Gusti Sholihin ini, Galeri Nasional memiliki sebanyak sembilan karyanya," ucap Pustanto.

Dikatakan dia, Gusti Sholihin bisa menjadi inspirasi dan semangat bagi perupa di Kalsel untuk terus berkarya menembus batas hingga bisa menasional bahkan mendunia, karena Sumber Daya Manusia (SDM) cukup besar di Kalsel.

"Selain banyak SDM itu, sumberdaya alam di Kalsel juga melimpah, secara ekonomi juga melimpah pastinya," katanya.

Yang berpengaruh juga bagi kemajuan seni rupa di daerah itu ada perhatian yang baik dari pemangku kepentingan.

"Jadi pembinaan harus terus jalan dan berkembang," tutur Pustanto.

Namun memang kalau membandingkan dengan daerah yang maju seni rupanya seperti Yogyakarta, Bandung dan Bali, karena ada sejarah panjang di sana.

Sementara itu, pengamat seni rupa Kalsel Hajriansyah mengatakan, seni rupa di Kalsel sulit maju karena memang apresiasi masyarakat terhadap seni rupa masih sangat minim.

Ini juga ditambah, kata dia, minimnya galeri, kolektor dan kurator. Meski di daerah ini banyak orang kaya.

"Jadi perlu dibangun koneksi ini, tentunya yang terpenting itu membuat karya yang berkualitas tinggi, karena harga tinggi  sebuah karya itu, biasanya ada nilai sejarahnya," ucap Hajriansyah.

Menurut dia, para seniman juga bisa berinovasi dalam memasarkan karyanya melalui online atau daring.

"Jadi memperbanyak usaha mandiri, itu solusinya yang bisa dicapai, jangan banyak bergantung kepada pemerintah," ujarnya.
 
Kepala Taman Budaya Kalsel l.(Antaranews Kalsel/Sukarli)

Kepala Taman Budaya Kalsel Suharyanti mengatakan, kegiatan dialog ini sebagai langkah pihaknya untuk melakukan pembinaan terhadap seni rupa.

Dinyatakan dia, program ini dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pendidikkan dan Kebudayaan.

"Di masa pandemi COVID-19 ini, tentunya harus kita pahami bersama, semua terbatas, biasa kita gelar pameran seni rupa, tahun ini terpaksa kita batalkan," pungkasnya.

 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020